Happy Reading.
Gadis remaja yang memiliki pipi tembam serta wajah menawan itu sedang duduk santai di kamarnya sambil bermain Ps. Christy memang orang yang hobi bermain game dan menyendiri di rumah, ia tak suka jika pergi ke suatu tempat yang ramai, jadi di rumah lebih baik baginya. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi, dan ia masih memainkan Ps nya itu dari satu jam yang lalu. Chika sempat menegur gadis itu, namun bukan Christy jika tidak ngeyel, anak itu tetap memainkannya dengan asyik. Hingga tak selang beberapa waktu, pintu kamarnya terbuka. Hal itu mengalihkan perhatian Christy.
Ceklek.
"Oh jadi ini yang lagi sakit. Sakit kok maen Ps!" Cibir Olla, di belakangnya terdapat sahabat sahabatnya yang lain. Christy tersenyum sumringah saat mereka datang, "Lo pada, ngapain kesini?" Tanya Christy bingung. Bukannya seharusnya mereka berangkat ke sekolah? Apalagi Muthe, biasanya ia paling semangat jika berangkat ke sekolah.
"Yeuuu. kita, tuh, bela belain gak sekolah cuman mau jenguk lo!" Timpal Muthe dengan sewot. Christy tertawa kecil seraya mengangguk, dirinya mempersilahkan mereka untuk duduk bersama di atas kasurnya.
"Kamu sakit apa, Chris?" Freya memulai perbincangan. Christy menoleh, "Sakit hati." Mereka semua menatap Christy tajam menanggapi jawaban yang ia berikan, padahal mereka sangat penasaran dengan jawaban itu.
"Yang bener, anjir!" Olla menepuk leher Christy, sontak kontrol game yang sedang ia pegang pun terjatuh. Padahal Christy sedang sakit, Olla malah menepuk lehernya yang kemarin terkena cambuk oleh ayahnya. Christy meringis pelan seraya mengusap lehernya yang terasa nyeri, "Awss.. iya iya! Gue--"
Ceklek.
"Christy, tadi temen temen kam-- Oh, udah ada?" Pintu kamarnya kembali di buka oleh sang kakak, Chika. Christy mengangguk menanggapi pertanyaan Chika, yang lain langsung terambang oleh kebingungan. Bukannya hubungan Chika dan Christy itu buruk dan tak baik? Tapi mengapa sekarang mereka menjadi saling mengobrol dengan baik seperti ini? Dan.. mereka juga tak melihat Zee disini.
"Kak Chika kamu apain, Chris?" Bisik Freya pelan. Christy mencomot mulut gadis itu. "Enak aja. Gak gue apa apain, gila kali!" Jawabnya kesal. Freya menepis tangan Christy, ia mengerutkan keningnya. "Kok kak Chika baik sama kamu? Bukannya..."
"Kakak mau masak dulu. Kamu belum sarapan, kan?" Ucapan Freya terpotong oleh Chika. Freya pun diam mendengarkan interaksi adik kakak tersebut. Christy mengangguk sebagai jawaban.
"Belum, kak."
"Yaudah, nanti kakak panggil ke dapur kalo udah mateng." Setelah mengatakan itu, gadis itu melenggang pergi begitu saja dari kamar Christy. Christy kembali fokus ke depan layar kaca, sedangkan sahabat sahabatnya terdiam menunggu penjelasan dari Christy.
"ARGHH!! TAI! MUSUHNYA KAYAK ANJ--- Humph..!" Baru saja ia akan mengatakan kata kata yang kurang enak di dengar, telapak tangan Olla sudah menempel sempurna di mulutnya. Sontak Christy langsung menepisnya, "Bau terasi!" Christy kembali mengarahkan pandangannya ke arah layar itu, walaupun di barengi oleh rasa sebal.
"Gue aduin kakak lo kalo lo ngomong kasar tadi. Cepet ceritain!" Ancam Olla. Tangannya seketika berhenti mengotak atik konsol game itu, ia melirik Olla yang menatapnya tajam. Christy menghembuskan nafasnya kasar. "Tapi jangan bilangin kakak gue."
"Iya, anjeng. Gercep, ah!" Mereka semua langsung fokus dengan Christy yang akan memulai ceritanya. Dan gadis itupun menceritakan semuanya, iya, se mu a nya. Dari awal sampai akhir cerita, mereka masih setia mendengarkan dengan teliti. Sesekali mereka meneteskan air matanya karena terbawa suasana, begitu suram hidup sahabat mereka ini. Freya turun dari kasur milik Christy, ia mengambil Tissue yang berada di atas sofa, kemudian ia naik kembali ke atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel | END
Teen FictionKarya ditulis di tahun 2022, harap maklumi penulisan yang kurang memenuhi kriterianya.