15. Hujan

2.6K 318 15
                                    

Happy Reading.






















"Ngel, udah mau hujan. Lo gak pulang?" Tanya Jessi heran. Christy menggeleng dan tersenyum kikuk kepada Jessi. "Hehe, gue nginep di rumah lo boleh, gak?" Ujarnya tak enak hati. Jessi hanya mengangguk, ia membaringkan tubuhnya di atas kasur, di sebelah Christy yang sedang terduduk.

Christy pulang nebeng dengan Jessi dan meninggalkan motor serta kuncinya, ia titipkan kepada salah satu teman Chika. Kan tidak mungkin juga Chika pulang berjalan kaki, jadinya ia tinggalkan saja motor miliknya disana. Sekarang ia berada di rumah Jessi, menghindari kakaknya dan tak berniat untuk pulang ke rumah di karenakan masalah tadi di perpustakaan. Mungkin ia akan pulang jika emosinya sudah sedikit mereda dari sebelumnya.

"Tapi lo harus minta izin sama kakak lo. Gue gak mau di amuk sama dia," Ucap Jessi. Christy merubah ekspresinya, menjadi ekspresi yang sulit di artikan. Tersadar akan itu, Jessi mengerutkan keningnya terbingung, apakah mereka sedang dalam masalah?

"Lo.. kenapa? Lagi ada masalah, kah, kalian? Masalah apa?" Tanyanya mengintrogasi. Christy sontak merengut sebal, "Nanya nya satu satu aja bisa, kagak?!" Sentaknya kesal. Jessi menanggapi amarah gadis itu dengan tawa renyah, ia baru tahu jika Christy bisa selucu ini ketika kesal. Lalu Christy menghembuskan nafasnya samar, ia merutuki nasib sialnya yang selalu di atur atur oleh orang lain.

"Masalah apaan? Cerita coba," Jessi mengubah posisinya menjadi duduk, siap mendengarkan cerita dari temannya. Christy pun mengangguk, ia menceritakan semuanya dari awal hingga akhir, bahkan sampai sesekali Jessi menguap karena mengantuk. Namun gadis itu masih setia untuk mendengarkan cerita temannya. Saat hampir di akhir cerita, Jessi tercengang mendengarnya.

"Jadi.. lo beneran nerima kak Ardhan?" Jessi tak menyangka. Ternyata perempuan rumah rusak ini bisa merasakan percintaan, dan dengan lantangnya Christy mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Iya, gue nerima dia. Tapi kak Chika gak nerima karena alasan yang selalu aja dia lontarkan, dia terlalu ngatur gue." Christy berbaring, matanya menatap langit langit kamar Jessi. Jessi menatap gadis itu, ia mengira bahwa pendapatannya itu salah.

"Menurut gue gak gitu, sih.." Jessi menggantungkan kalimatnya, Christy pun diam menunggu kelanjutan dari ucapan Jessi.

"..Dia ngelarang lo itu tujuannya udah baik, banget malah. Menurut gue dia ada benernya juga, kalo lo pacaran di umur segini, pasti kefokusan lo dalam belajar bakal kurang, apalagi lo anak yang pinter. Kakak lo cuman gak mau lo jadi bego karena cinta, dia juga gak mau lo tersakiti sama cinta. Lo belum tau kejamnya cinta kayak gimana, Ngel.."

"..Dan lebih tepatnya dia gak mau bokap lo jadi lebih benci dan kecewa sama lo. Bisa bisa lo di coret dari KK," Christy terdiam dengan pendapat Jessi yang agak lain dengannya. Namun karena masih kesal, ia tak mau terlalu mendengarnya. Christy membalikkan badannya memunggungi Jessi, ia berdecak.

"Lo gak ada bedanya sama dia!" Pekik Christy kesal. Jessi memutar bola matanya malas, sekarang terserah gadis itu saja. Ia menghidupkan ponselnya, dan tiba tiba saja ada notifikasi pesan.

Chika.

Gadis itu langsung membuka isi kontak yang ia namai dengan akhiran nama Chika tersebut. Pasti gadis itu akan menanyakan adiknya kepada dirinya, ia sudah menduga hal ini. Jessi hanya membalas dengan apa adanya, sesuai dengan keadaannya.

"Ngel, kakak lo nyariin. Pulang, gih, kasian sendiri di rumah." Jessi menggoyangkan tubuh kecil temannya, namu gadis itu malah mendumel.

"Lagian di rumah ada pembantu yang lain, atau dia juga bisa hubungin temannya. Udahlah, dia gak sendiri." Jawab Christy dengan nada yang ketus. Jessi tak bisa memaksakan gadis itu, ia tak punya hak dalam masalah ini. Tak lama setelah keheningan itu muncul, hujan deras turun mengguyur. Christy? Gadis itu sudah pergi ke alam mimpinya, Jessi sangat tak habis fikir dengan Christy, ia meninggalkan masalah yang masih hangat hangat di buat tanpa ada penjelasan pribadi dengan pihak yang memiliki masalah dengannya, yaitu Chika. Padahal menurut Jessi sendiri, masalah ini dapat di selesaikan dengan cepat jika salah satu dari mereka ada yang berniat untuk menyelesaikan.

Little Angel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang