14. Tergesa

2.5K 292 15
                                    

Happy Reading.
























Christy sedang berdiam diri di suatu tempat yang di penuhi dengan buku, perpustakaan sekolah. Namun tujuannya bukan untuk belajar ataupun membaca buku, ia hanya ingin menenangkan dirinya disini. Perpustakaan terlihat sepi karena jarang ada banyak orang yang masuk di waktu istirahat, paling hanya beberapa orang saja. Gadis itu beberapa kali menghembuskan nafasnya, ia bosan. Seandainya ada pangeran yang turun dari langit dan menyanyikannya sebuah lagu, Christy menyukai lagu dan alunan musik.

Puk.

Tak ada angin tak ada hujan, tiba tiba ada yang menepuk bahunya, selalu saja seperti itu. Tetapi kali ini lebih mengejutkan dari biasanya, saat Christy menoleh matanya mendapati sang kekasih yang tengah berdiri di depannya, tak lupa dengan senyuman manis. Pria itu menggendong tas, sepertinya tas itu berisi gitar? Alis Christy bertaut, dan tanpa izin dari Christy, pria itu duduk di kursi dan berhadapan dengan dirinya.q

"Kenapa sendiri? Biasanya sama bocil bocil," Tanya Ardhan kepada gadis yang pernah mengakui bahwa dirinya ikan itu. Christy semakin mengerutkan keningnya, sebagai arti bingung dengan ucapan Ardhan.

Christy mengubah posisinya menjadi duduk tegap, "Bocil? Maksud kak Ardhan?" Pria itu tertawa melihat wajah Christy yang kebingungan, yang dimana menurutnya itu menggemaskan. Ardhan mencubit pelan pipi gadisnya, "Kamu lucu. Maksud aku, si siapa, sih? Yang centil itu.." Ardhan melepaskan cubitannya kepada pipi Christy.

"Muthe?"

"Nah, iya itu.." Ardhan mengacak-acak rambut Christy. Gadis itu hanya bisa membeku saat di perlakukan manis oleh kekasihnya, di perlakukan sebagai ratu. Semakin bingung, semakin bengong lah gadis itu. Namun matanya melihat Ardhan yang sedang membuka resleting tas gitar miliknya, ia mengeluarkan gitar berwana coklat. Ardhan memetik satu persatu senar gitar itu sehingga menghasilkan alunan musik disana. Ardhan mulai bersenandung.

"Ku menjadi resah tak menentu.."

Ardhan melirik Christy yang terlihat menikmati lagunya. Ia tersenyum singkat, lalu kembali mengalihkan pandangannya kepada benda yang sedang ia mainkan.

"Terbang...."

"Kau bawa hatiku separuh jiwaku."

"Denganmu..."
'Ku berjanji akan kuambil kembali...."

"Apakah karna sifatku, Ataukah karna wajahku kurang tampan? dan rupawan?"

"Hingga kamu tak mau denganku.."

"Namun cintaku padamu,"

"Cinta yang luar biasa.."

"Ku berjanji ku tak akan berhenti,
Ku tak mau jadi temanmu, ku ingin lebih dari itu.."

Pria itu berhenti, Christy bertepuk tangan menunjukkan rasa kagumnya terhadap Ardhan. Ardhan hanya cengengesan malu karena tak menyangka Christy akan menyukai dengan apa yang ia lakukan, ia fikir Christy akan bersikap biasa saja. Ardhan menyimpan gitar itu, ia sandarkan ke meja.

"Kok lagu nya kayak lebih ke insecure, sih?" Ujarnya dengan tawaan kecil. Ardhan menggeleng, "Aku cuman mau flashback aja. Dulu sebelum kita pacaran, setiap hari sabtu aku selalu nyanyiin lagu ini sambil ngeliatin kamu olahraga di lapangan. Aku kagum, kamu gak kalah cantik sama kak-" Christy menutup mulut pria di depannya dengan jari telunjuknya. Wajahnya sudah terlihat sangat memerah, tatapan matanya sangat sulit untuk di artikan. Jika Ardhan melanjutkan kalimatnya, Christy pasti akan melayang sampai ke awan.

Little Angel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang