7. Jangan Egois, Chika!

3.5K 351 27
                                    

Happy Reading.
























"Mutheeee...." Christy merengek bagaikan bayi. Ia berusaha menahan Muthe yang terus saja menghindarinya, Muthe marah kepada Christy karena tak menjawab pertanyaannya. Mereka berdua sedang di perjalanan menuju tempat parkir, di karenakan pelajaran sudah selesai dan sekarang waktunya untuk pulang

"Muthe, maafin gue...!" Christy menahan tangan gadis itu, ia tersenyum sumringah karena berhasil menghentikannya. Muthe menoleh dengan wajah datar, "Lepas gak?"

"Gak mau."

"Christy, ih!"

"Muthe, ih!" Christy tertawa kecil, sedangkan Muthe mendengus dan berusaha menepis tangan Christy. Namun apalah daya, tenaganya kecil di banding Christy, ia hanya bisa pasrah.

"Gue bakal maafin lo. Asal, jawab pertanyaan gue tadi pagi!" Ucap Muthe. Christy menggeleng kuat, "Gue gak bisa, Muth.." Christy takut jika menceritakan semuanya, padahal ia sudah biasa menceritakan masalah keluarganya kepada Muthe. Namun entah mengapa ia menjadi merasa tak percaya, bukan kepada Muthe saja, kepada semua orang juga.

"Kenapa gak bisa? Biasanya lo juga selalu cerita sama gue. Gue aneh ya ama lo, lo berubah banyak, Chris." Muthe menatap lekat gadis itu, yang di tatap hanya diam tak berani menjawab, seandainya ia tahu apa yang terjadi.

"Gue--"

"Gak mau tau, pokoknya lo harus nginep di Apart gue nanti. Lo ceritain semuanya, okay?"

"C'mon, Muth! Lo gak tau kejamnya kak Chika? Bisa bisa gue di gibeng kalo nginep di Apart lo. Keluar rumah aja kadang gak boleh, apalagi nginep." Tak habis fikir dengan Muthe, bisa bisanya ia di suruh menginap. Akan diapakan dia oleh ayah serta Chika nanti? Baru saja kemarin sembuh, bahkan sekarang juga belum sembuh total.

"How about this. Gue ke rumah lo, dengan begitu gak ada yang berani mukulin lo kalo ada gue disana. Gimana? Mau, kan?" Tawar Muthe. Christy berfikir sejenak, jika adanya Muthe di rumahnya, mungkin Ayah serta Chika akan bersikap baik kepadanya, karena mereka berdua selalu melakukan pencitraan.

Christy mengangguk setuju atas tawaran Muthe. "Oke, kalo gitu gue setuju." Keduanya tersenyum, mereka berjalan bersama dengan langkah kaki yang beriringan. Sesekali mengobrol tentang hal hal acak, itulah yang selalu mereka lakukan setiap saat.

"CHRISTY!!!" Christy berhenti, begitupun juga Muthe. Merasa namanya di panggil oleh suara yang tak asing di telinganya, Muthe langsung menoleh. "Freya?" Yap, gadis Karamel itu yang memanggilnya. Ia menghampiri Muthe dan Christy.

"Hai... kamu mau pulang?" Tanya Freya. Christy mengangguk, "Iya, lo juga?" Gadis itu juga mengangguk. Muthe memandangi keseluruhan dari gadis itu, ia baru sekali melihatnya, walaupun satu sekolah, tapi Muthe tak pernah melihatnya berada di lingkungan sekolah.

"Hai kamu, temannya Christy, ya? Kenalin, aku Freya." Freya mengulurkan tangannya, mengajak Muthe berkenalan. Dengan senang hati pun Muthe menerima jabatan tangan itu, "Muthe." Ia tersenyum ramah. Akhirnya, Christy menambah teman juga..

"Berhubung ada Freya disini. Fre, mau ikut gak ke rumah gue? Sekalian nginep," Ajak Christy kepada Freya. Jika lebih banyak orang di rumahnya, akan lebih seru bukan?

"Eh, gak apa apa?" Freya memasang raut wajah polos. Christy dan Muthe tertawa gemas melihat tingkah lucunya, "Iya, dong. Ayo berangkat, kakak gue udah nunggu di parkiran." Christy berjalan mendahului mereka berdua, dan mereka pun setia membuntuti Christy dari belakang.

Sesampainya di tempat parkir, Muthe dan Freya menyapa kakak dari Christy terlebih dahulu, jika langsung nyelonong kan gak sopan. Christy duduk di kursi depan bersama Zee, sedangkan dua gadis tadi di kursi tengah.

Little Angel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang