18. Hilang arah

2.6K 313 17
                                    

Happy Reading.












































Christy mengunci pintu kamarnya, menidurkan tubuhnya di atas kasur. Ia tak berniat untuk memejamkan matanya, emosi itu masih larut dalam hatinya. Sakit hati itu wajar, Chika sudah mulai terlihat bersikap seperti dulu. Dan parahnya lagi gadis itu membawa bawa kekurangannya serta ketidak bisaannya dalam hal tertentu.

"Emang di hidup ini harus terus belajar? Di fikir gue gak capek apa." Gumamnya pelan. Tangannya meraih ponsel yang terletak di atas nakas, ia menghidupkan layar ponselnya dan membuka aplikasi telepon.

"Halo, La,"

"Iye, kenape?"

"Lo lagi ada di Apart lo kagak?"

"Setiap hari juga gue tidur disini, kali. Kenapa?"

Christy sedikit tak enak ketika ingin berucap bahwa dirinya akan menginap di Apart Olla terlebih dahulu.

"Woi! Malah diem,"

Ia tersentak. "A..ah, gue–"

Tok tok tok...

"Christy, buka pintunya!" Christy tercekat ketika suara sang kakak terdengar keras dari luar kamarnya. Gadis itu mengetuk pintu kamar Christy dengan lumayan keras.
Sang pemilik kamar sama sekali tak ada niat untuk menjawab maupun membukakan pintu, ia malas untuk berdebat kembali dan meributkan hal yang itu itu saja.

"What happened? Are you okay?"

"A– i'm okay, thank you. Sekarang gue bisa nginep di Apart lo kagak?"

"Loh, kenapa tiba tiba?"

"Hehe.. anu..."

"Oke. Gue tebak lo lagi ada masalah lagi sama kakak lo, iya, kan?"

"Yaudah. Lo bisa nginep dulu disini, ceritain semuanya ke gue."

Garis melengkung terbentuk di bibir Christy. "MAKASIH OLLA SAYANG!"

"Si najis!"

Tut.

Christy mematikan teleponnya sepihak. Ia melirik pintu kamarnya, sepertinya sang kakak sudah pergi. Gadis itu mengendap endap berjalan menuju pintu, berniat untuk pergi ke Apartemen Olla sekarang juga untuk menginap sementara disana.

Ceklek

Alangkah terkejutnya Christy ketika mendapati Chika yang masih berada di depannya, beserta dengan wajahnya yang datar. Christy kesusahan meneguk ludahnya, wajah kakaknya lebih seram daripada apapun.

"Mau kemana? Kamu gak denger tadi kakak suruh buka pintu?" Nada ketus itu terdengar nyaring di telinga Christy. Dirinya berusaha bersikap santai.

"Minggir, kak."

"Mau kemana?" Tanyanya sekali lagi. Kemudian Christy menghembuskan nafasnya kasar, tangannya menyingkirkan tubuh sang kakak yang menghalangi jalan. Sontak Chika membuka matanya lebar, menarik lengan mungil sang adik.

"Christy,"

"Kamu marah karena kesalahan kamu sendiri?" Sambungnya. Christy menoleh, menatapnya tak suka atas perkataan Chika.

"Bisa gak? Gak usah nyalahin aku terus? Minggir!" Christy menepis kasar tangan Chika. Ia berlari menuruni tangga dan menuju garasi, hendak mengeluarkan motornya.
Chika tak tinggal diam, ia juga mengejar gadis itu dengan langkah yang cepat, dan dirinya mendapati Christy yang sedang menghidupkan mesin motornya.

Little Angel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang