"Christy!"
"Weh, jangan bengong!"
Lamunan Christy seketika buyar saat salah satu rekan tim nya memekik memanggil namanya. Ia langsung melirik gadis itu, mengerutkan keningnya terbingung.
"Fokus, Chris. Ntar lagi kita tanding sama sekolah sebelah, loh.." Ucapnya lagi. Christy hanya mengangguk lemas, ia melemparkan bola basket itu ke arah gadis tadi.
"Maaf kak Adel, ayok ulang lagi." Christy menggaruk tengkuknya yang tak gatal diiringi dengan kekehan kecil. Salah satu rekan tim sekaligus kakak kelas nya yang bernama Adel pun menggeleng pelan, dia menepuk pelan bahu Christy.
"Kalo ada masalah selesain dulu. Jangan sampe lo bawa ke pelatihan, lo nya jadi gak fokus nanti." Kata Adel menasehati. Christy tersenyum simpul menanggapi, ia tak tahu harus apa.
Dilihat, Christy seperti lari dari masalah. Tetapi, jika ia teruskan masalahnya dengan sang kakak, ia juga merasa lelah harus menghadapi betapa egoisnya Chika, apalagi gadis itu ringan tangan. Christy juga egois, namun hanya setengah, sepenuhnya di ambil Chika.Sekarang Christy sedang berlatih basket, karena mengetahui akan adanya pertandingan antar sekolah beberapa saat kedepan. Rata rata dirinya berlatih bersama para senior yang unggul, padahal seharusnya ia berada di tim B, tim pemula.
Namun di karenakan Christy memang ahli dalam basket, ia di pindahkan ke tim A, tempatnya para senior yang unggul.
Christy pergi berlatih di antarkan oleh Olla, Olla pergi terlebih dahulu dan gadis itu bicara akan kembali lagi jika Christy sudah selesai latihan."Dul, ganti formasi aja, gimana?" Tiba tiba ada gadis yang mendatangi Adel seraya merangkul bahunya. Dia Oniel, sama berasal dari tim A, senior Christy.
"Gak usah, lah, Niel. Lagian buat apa juga ganti formasi? Gue yakin kita bakal menang tanpa gonta ganti sana sini." Sahut Adel meremehkan. Oniel melepaskan rangkulannya, memutar bola matanya malas.
"Sipaling. Tau tau nanti kita kalah, malu maluin banget," Oniel tertawa kecil. Adel memukul tengkuk milik Oniel, pertanda bahwa perkataannya ada yang tak benar.
Christy hanya menyimak pembicaraan dari seniornya, karena mengakui bahwa dirinya masih baru."By the way, tim putra ikut juga, ya?"
"Iya, Dul. Palingan yang ke comot cuman pemain unggulan, kayak kak Ardhan, kak Vion sama kak Bagas." Balas Oniel.
"Bener juga, ya. Kak Ardhan pasti ikut, tapi gue gak liat dia.." Batin Christy terbingung sendiri. Tak di sadari matanya menulusuri lapangan basket itu, namun disana tidak terlihat pria yang di maksud, hanya ada siswa lain yang sedang bermain.
Anehnya sejak kemarin Ardhan tak memulai komunikasi kembali seperti awal awal menjalani hubungan, namun Christy berfikir jika Ardhan memang sedang sibuk di kehidupannya, dan juga Christy tak terlalu memaksakan pria itu untuk harus menghubunginya setiap saat. Tetapi jika tak di beri kabar apapun, tentunya Christy juga akan khawatir, kan?"Yok, yok latihan lagi. Inget, kita tuan rumah disini nanti, jangan malu maluin!" Ucap Adel sembari melempar bola basket itu ke arah Christy yang sedang melamun. Sontak gadis itu langsung terkesiap, untungnya ia cepat reflek menangkap bola basket tersebut. Jika tidak, pasti bola itu akan mengenai wajahnya.
0o0
Selesai berlatih, Christy menunggu Olla di tempat parkir. Sudah sepuluh menit lebih ia menunggu, namun gadis itu masih belum menunjukkan batang hidungnya. Christy mengayunkan kedua kakinya, melirik sana sini guna memastikan adanya Olla atau belum. Pandangannya berhenti ke arah dua orang yang sedang berdiri sambil berbicara jauh di depan sana. Christy sedikit menyipitkan matanya agar wajah kedua orang itu lebih jelas di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel | END
Fiksi RemajaKarya ditulis di tahun 2022, harap maklumi penulisan yang kurang memenuhi kriterianya.