Happy Reading.
have a nice day!"Zee, kamu sedang apa?"
Zee terkesiap kaget. "A-ah, aku cuman ngadem doang, Pa," Jawabnya diiringi kekehan serta tawanya. Sang ayah mengerutkan keningnya, mengapa harus malam malam juga? Apalagi waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Disinilah Zee berada, di atap rumahnya yang kebetulan sudah di buat senyaman mungkin oleh sang ayah. Setiap malamnya Zee selalu merenung dan menceritakan semua keluh kesahnya pada bulan dan bintang, walaupun dia tahu bahwa mereka tak dapat mendengar ataupun memberi solusi sama sekali.
Tetapi, dengan adanya bintang dan bulan, hatinya menjadi tenang dan tentram.
Di malam ini ia baru kepergok oleh ayahnya setelah sekian lamanya, karena biasanya Gracio masih sibuk berkerja di kantor.Jika kalian bertanya tanya tentang keberadaan Zee serta Gracio berada dimana, sekarang mereka berada di salah satu negara yang selalu di jadikan Gracio sebagai tempat kerja.
Ya, Zee ikut bersama ayahnya saat mengetahui bahwa Christy melakukan hal yang jahat.
Selama disini Zee tak bersekolah, karena ia tak nyaman jika harus sekolah di negeri asing seperti ini. Ia rindu sekolah di sekolah negara Indonesia, mungkin ia juga rindu dengan salah satu orang yang spesial disana."Cepatlah tidur, sudah malam. Tak baik untuk kesehatan mu," Nasihat ayahnya. Zee hanya berdehem pelan menanggapi.
"Aku pengen sekolah lagi, Pa,"
"Kamu bisa sekolah disini, Zee, Papa sudah mengatakannya sedari dulu." Timpal Gracio. Zee menghela nafas kasar, bukan ini jawaban yang ia inginkan. Dirinya sangat berharap ingin di sekolahkan di Indonesia lagi.
"Disini gak nyaman,"
"Mau di Indonesia.." Ucapnya memelas.
"Kamu ingin bertemu dengan mereka lagi?" Wajah Gracio tampak berubah menjadi datar. Zee memalingkan wajahnya, tak ingin menatap wajah sang ayah yang menyeramkan itu.
"Jangan mereka,"
"Dia gak salah apa apa, kan?" Zee mendongakkan kepalanya, memandangi langit malam.
"Jelas jelas dia sal-"
"Kak Chika." Tegas Zee membenarkan. Gracio langsung menutup mulutnya, dan terlihat mengusap wajahnya gusar.
"Jadi apa yang kau inginkan, Zee?" Tanya Gracio. Zee sontak tersenyum sumringah, tak menyangka ayahnya akan se pasrah ini, biasanya pria itu selalu ingin menang sendiri.
"Zee pengen sekolah di Indonesia lagi," Jawabnya antusias.
Gracio menghembuskan nafasnya panjang, "Baiklah."
"Tetapi dengan syarat, Papa tidak akan ikut denganmu. Papa banyak pekerjaan disini," Sambung Gracio. Zee menekuk wajahnya, sungguh ayah yang tak bertanggung jawab.
Namun setelah di fikir fikir, jika Gracio tidak ikut, pasti ia akan bebas selagi Gracio tak ada. Dirinya bisa berbelanja sepuasnya, bisa bermain dengan salah satu GADIS yang di sukainya. Gadis, ya, gadis."Ah, gak apa apa, deh."
"Bagus. Besok kamu pergi ke bandara bersama pengawal Papa, jangan pergi sendirian," Gracio langsung melenggang pergi meninggalkan anaknya di luar setelah mengatakan itu. Zee tampak sangat senang karena bisa bersekolah kembali di negara tercinta, Indonesia. Ada harapan ia tak mau bertemu dengan Christy di sekolah itu, sekolah yang sama seperti dulu. Walaupun sesekali pasti mereka akan bertemu, Zee sama sekali tak mau berbicara dengannya lagi. Terkecuali kakaknya, karena mengetahui kakaknya tak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel | END
JugendliteraturKarya ditulis di tahun 2022, harap maklumi penulisan yang kurang memenuhi kriterianya.