17. Like a Stupid People.

2.5K 315 33
                                    

Happy Reading.
Have a nice day!


































Kelima gadis itu sedang membersihkan seluruh ruangan yang ada di kamar mandi. Siapa lagi jika bukan Christy berserta kawan kawannya? Mereka di hukum akibat terlambat berjamaah ketika akan memasuki kelas, karena terlalu sibuk bermain di Rooftop sampai tak mendengar bel masuk berbunyi.

Wajah wajah keterpaksaan terpampang jelas disana. Namun bagaimana lagi, hukuman tetaplah hukuman. Ini lebih baik di bandingkan harus berdiri di tengah tengah teriknya matahari, tetapi jika tidak melakukan keduanya itu lebih baik.

"Akh! Males banget. Kenapa Pak Sarif nyuruh Osis yang ngehukum kita, sih? Malu banget gue naruh muka di depan mereka. Apalagi ada kak Chika," Sesal Christy penuh dengan emosi. Teman temannya pun mengangguk setuju atasnya, apalagi salah satu anggota Osis disana ada Kathrina. Ya, gadis yang pernah bertengkar dengannya.

"Lebih males lagi pas gue liat muka si Kathrina. Lebih ke ngejek gak, sih? Pengen gue robek tuh muka!" Susul Muthe.
Mereka saling mengumpat sambil menggosok lantai kamar mandi dengan gosokannya, namun dengan cara yang kasar sehingga lantai itu tak bersih dengan sempurna.

"Udah, ih. Jangan ngomongin orang mulu, lanjutin aja ini hukumannya sampe selesai." Omel Freya yang merasa risih karena mereka terlalu berisik, dan karena di kamar mandi jadinya suara mereka menjadi menggema.

Mereka melanjutkan aktivitas menjalani hukuman dengan keterpaksaan yang tinggi. Selesai tak selesai, mereka tak peduli. Walaupun si gadis Karamel terus saja mengomel dan menasehati, mereka tetap kekeh bodoamat.
Dan akhirnya mereka selesai menyelesaikannya. Berbarengan dengan bel pulang, senyuman terukir begitu saja di bibir mereka.
Kelima gadis itu langsung melemparkan alat pembersihnya, terkecuali Freya. Dan berlari menuju kelas masing masing untuk membawa tas milik mereka.

"Christy. Mau bareng ke tempat parkirnya?" Tanya Freya. Christy menoleh dan tersenyum simpul.

"Ayok. Emang lo di jemput?" Freya mengangguk menanggapi.

"Sama siapa?"

"Ikut Jessi." Christy hanya ber oh ria. Mereka berdua pun pergi keluar kelas dan menuju tempat parkir.
Disana sudah ada motor Christy yang masih setia di tempatnya berada, dan ada Jessi beserta Olla dengan motor mereka masing masing. Muthe? Gadis itu sudah berpulang lebih dulu bersama jemputannya.

"Lo sama Jessi makin deket, ya." Ucap Christy dengan nada yang pelan. Freya terlihat menahan senyumannya, ia hanya diam tak menjawab. Gadis itu malahan mendahului Christy berjalan, ia berlari lari kecil menghampiri Jessi.

"Eh, Christy. Mau pulang sekarang?" Sapa Jessi sembari tersenyum. Christy mengangguk, ia sandarkan tubuhnya di motor miliknya. "Nunggu kak Chika."

"Lah, emang dia kemana?" Kini Olla yang bertanya.

"Katanya ada urusan Osis bentaran, nyari pengganti buat anggota yang mengundurkan diri atau apalah itu." Jawabnya ragu ragu di sebabkan bingung dan tak tahu. Yang bertanya pun hanya membulatkan mulutnya setelah menerima jawaban.

"Zee termasuk mengundurkan diri juga, kan? Berarti dia salah satunya."

"Iya juga, sih, Jess. Tapi, kan, dia mah mengundurkan diri dari sekolah." Christy menimpali sahutan Jessi dengan tawa di akhir kalimatnya.

Mereka terus mengobrol. Dan beberapa lama kemudian, mereka kehabisan topik bicara, tetapi Chika belum saja datang. Hari mulai petang dan gelap, seharusnya sekarang mereka sudah pulang ke rumah.
Tetapi demi menjadi teman yang baik dan peduli, mereka menemani Christy untuk menunggu kakaknya terlebih dahulu.

Little Angel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang