Flashback.Gracio berjalan pelan mendekati Chika dan satu gadis yang sedang duduk di sofa, Ara. Chika sama sekali tak memasang raut wajah senang ketika ayahnya pulang, ia sudah terlanjur kecewa.
"Chika," Panggil Gracio dengan lirih. Chika tak menggubris, hanya diam dan tak menoleh sekalipun.
"Adek mana, Chika?" Suara Gracio bergetar, menunjukkan bahwa dirinya benar benar menyesal. Bagaimana tidak, Gracio sudah banyak melukai putri bungsunya, ia sudah banyak melontarkan ujaran benci kepadanya. Dan sekarang, hanya ada dua penentuan saja. Antara Christy serta anak anaknya memaafkan dirinya, atau dirinya yang di tolak mentah mentah oleh anak anaknya.
"Baru nganggep Christy anak Papa sekarang?" Chika mendongak menatap ayahnya dan tersenyum getir.
"Aku bener bener kecewa sama Papa,"
"Mana tanggung jawab Papa sebagai orang tua? Mana, Pa?" Mata Chika berlinang air mata. Sedangkan Ara menunduk diam mendengarkan.
Gracio semakin mendekat ke arah Chika, hendak memeluk anak pertamanya itu. Akan tetapi Chika menolak dan menepis secara halus."Udah terlambat. Semuanya gak bakal berubah walaupun Papa pulang kesini,"
"Chika, maafkan Papa. Maafkan Papa atas semua kesalahan Papa, apa yang sudah Papa lakukan memang tak pantas." Gracio terduduk dan menggenggam tangan anak pertamanya dengan erat, menatap sendu gadis itu. Chika mengalihkan pandangannya, tak tahan akan tangis.
"Jangan minta maaf sama aku,"
"Minta maaf sama Christy." Hati Gracio mencelos seketika. Ia sangat merasa bersalah, atas ulahnya ini, ia sudah membuat anak anaknya terbawa dan percaya dengan fitnah.
"Baiklah, anak ku. Papa akan meminta maaf kepadanya, asalkan kamu juga memaafkan Papa.." Gracio mengusap punggung tangan Chika.
"Semuanya tergantung di Christy,"
"Kalo dia gak mau maafin Papa, aku bakal ikutin apa yang dia mau."
---
"Toy, please bangun.."
"Lo gak kasihan ama gue yang nangisin lo tiap malem?" Zee mengusap kening adiknya dengan lembut, lalu mengecupnya singkat.
Sudah beberapa hari sejak Christy di larikan ke rumah sakit tapi gadis itu sadarkan diri. Zee meneteskan air matanya lagi, ia sudah tak kuasa melihat perban perban yang menempel di wajah adiknya. Ini semua karenanya, jika ia tak mempercayai fitnah sang ayah, pasti Christy sedang tertawa bahagia bersamanya sekarang.
Jika kalian menanyakan Gaby, wanita itu juga di larikan ke rumah sakit di sebabkan tembakan peluru yang di lakukan oleh Ara mengenai dada wanita itu, tentunya Ara tak di kenai hukuman, karena Gaby juga sudah hampir membunuh Christy, kan? Menurut polisi itu imbalan yang pantas untuk Gaby. Dan setelah wanita itu sembuh, ia akan di penjara di karenakan kasus penganiayaan yang terjadi kepada Christy.
"Gue mohon sama lo, Toy, bangun, ya? Gue gak mau lihat lo kayak gini.."
Ceklek.
"Kak Zee. Udah siuman adik kamu?" Zee menoleh ke arah pintu yang tiba tiba di buka oleh seseorang, dan ternyata itu Marsha. Marsha tak seorang diri saja, ada teman teman Christy juga di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel | END
Teen FictionKarya ditulis di tahun 2022, harap maklumi penulisan yang kurang memenuhi kriterianya.