18.Kasih sayang

79.4K 6.7K 106
                                    


Rayna subuh subuh sudah berkutat dengan alat dapur, mencincang cincang bahan makanan untuk membuatkan sesuatu untuk ia dan Aksa makan.

Begitulah aktivitas rayna semenjak menjadi seorang istri aksaga. Ia melihat pintu kamarnya dengan Aksa, cowok itu tak kunjung keluar, apakah masih tidur? Biasanya kalau hari Minggu, suaminya itu pasti akan pergi lari keliling komplek.

Rayna mencicipi masakannya, seperti biasa terasa enak. Lalu tangannya membuka celemek yang ia pakai, dan berjalan untuk membangunkan Aksa.

Dan benar saja, Aksa masih terlelap. "Aksa belom sholat?"gumam rayna, tamgannya melihat jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

"Bangun saaa"ucap rayna lembut, gadis itu duduk ditepi ranjang, memperhatikan Aksa yang tidur dengan lelap, bahkan dengan tangan dan kakinya yang memeluk guling.

Bibir rayna melengkung kebawah " Gue iri sama tuh bantal"gerutu rayna, kemudian ia memikirkan cara membangunkan Aksa, dulu saat ia membangunkan Aksa untuk pertama kalinya, cowok itu malah membentaknya.

"Tapi kan, Aksa sekarang udah gak segalak duluu" batin rayna.

Kemudian ia mengangguk yakin, tangannya bergerak untuk mengacak rambut Aksa. Ketampanan Aksa berkali lipat saat tertidur.

"Bangun saa, sholat"

Rayna tak mendapat respon apa apa, tapi rayna tak menyerah. Tangannya yang semula dirambut, lebih turun lagi kemata cowok itu.

"Aksa kalo natap orang jangan tajam tajam dong, mereka bukannya takut malah makin teriak histeris tau, enggak tau apa kalo situ ganteng?"

Rayna tak sadar jika ia sudah mulai bercerita sendiri, kebiasaannya. Tangannya kembali menelusuri hidung Aksa "Hidung Aksa mancung, kalo gue dicium pasti yang neken bukan bibir,tapi hidung hahaha"

Aksa bukannya terganggu, malah membiarkan rayna melanjutkan apa yang akan gadis itu ucapkan. Lagian Aksa yang dipegang pegang dari tadi, gimana enggak bangun! Denger suara lembut rayna aja udah bikin dia sadar.

"Arghhh gila, gue ngomong apaan sih"Sadar rayna.

"Aksaa bangun dong, udah pagii"ujarnya, menggoyangkan lengan Aksa.

Enggghhh....

Aksa pura pura melenguh agar rayna mengira ia baru saja bangun. "Hm?"tanya Aksa.

"Sholat sana"

"Udah"

"Dih mana ada, orang kamu tidur terus tadi"

"Lo didapur 1 jam Ray, gak mungkin kan gue manggil Lo dan bilang gue mau sholat?"balas Aksa.

Gadis itu menatap Aksa dengan cengengesan, Aksa menyandarkan punggung polos nya dipunggung ranjang.

Menatap rayna dari atas sampai bawah, bisa dilihat pernampilan rayna selalu seperti biasanya, sederhana.

"Gak ada niatan buat keluar sarapan?"tanya rayna, masih setia duduk diatas ranjang, dan menatap Aksa yang juga menatapnya.

"Lo mau sarapan jam segini? Masih pagi banget"

"Yaudah, aku mau nyuci baju dulu"pamit rayna, sebelum ia benar benar turun dari ranjang, Aksa menarik lengan rayna.

Hingga gadis itu terjatuh diatas tubuh Aksa,matanya melotot, bagaimana bisa Aksa melakukan hal itu secara tiba tiba.

"Ke-kenapa?"tanya rayna, sungguh tangannya Tremor berada diatas dada polos Aksa.

"Lo tadi tanpa persetujuan megang megang wajah gue, apa gue juga harus nanya kenapa hm?"

"Hah? Eh bentar, biarin aku bangun duluuu"rengek rayna, sungguh posisinya dengan Aksa ini pasti terlihat sangat aneh.

Tangan Aksa malah semakin menarik pinggang rayna, hingga tubuh keduanya jadi sangat menempel. Mengerjai rayna sesekali juga tidak apa apa lah.

"Aksaaaa"

"Iyaa ayy?"balas Aksa dengan nada rendah dan berbeda dari biasanya.

Jantung rayna terasa benar benar ingin meledak, ini pertama kalinya Aksa melakukan hal ini. Ia tidak tahu apa mau dari Aksa.

"A-aku mau nyuci"

"please hug me ray..." Batin Aksa.

Arghhh Aksa sebal, kenapa ia selalu gengsi untuk hal ini. Ia ingin dipeluk, tiba tiba saja tadi malam ia memimpikan sang almarhum bundanya.

"Gue mimpiin bunda" ucap Aksa, lalu tangannya melepas dari pinggang rayna. Matanya menatap langit langit.

Rayna terdiam, ia memperbaiki posisinya, tapi ia masih duduk ditengah tengah paha Aksa. Tangannya terulur untuk mengelus rambut Aksa, menarik kepala cowok itu masuk kedalam dekapannya.

"Aku gak tahu kamu izinin aku peluk kamu atau gak, yang pasti yang aku tahu sekarang kamu butuh pelukan".

Pekaa juga Lo Ray.

Aksa tak menyia nyiakan kesempatan, ia membalas pelukan rayna, kepalanya ia telusupkan dileher istrinya itu, menghirup aroma coklat dari rayna.

"Gue gak izinin"jawab Aksa dengan suara tertahan.

Gak ngizinin, tapi bales melukkk.

Sabarrr jieee.

Rayna jadi sedih melihat Aksa yang seperti ini. Tangannya mengusap dari kepala hingga kepunggung Aksa, mencoba memberi ketenangan kepadanya.

"Bunda pasti tenang disana, apalagi ngeliat anaknya sekarang udah tumbuh besar, pinter lagi, bangga deh bunda sama kamu"

"Pinteran Lo"balas Aksa, tubuh rayna yang kecil memudahkannya mendudukkan gadis itu dipangkuannya.

Rayna yang akan memberontak tertahan dengan suara Aksa "5 menit, enggak 10 menit"putusnya.

Mata cowok itu terpejam, sembari menghirup aroma tubuh istrinya. Hatinya sedang tidak ingin membuat rayna sedih, biarlah Aksa belajar menerima kehadiran gadis itu dihidupnya sekarang.

.
.

Rayna menatap semua pakaian yang ada didepannya. Matanya lalu melirik suami dan mertuanya.

"Be-beneran buat rayna yah?"tanya rayna, sedikit terguncang. Apalagi melihat berbagai merk pakaian mahal ada didepannya.

Baju baju tersebut bisa saja memenuhi lemarinya dengan Aksa.
"Gak mungkin buat gue"balas aksaa, menatap rayna yang seperti orang bego.

"Rayna gak bisa Nerimanya yah"tolak rayna dengan sopan.

"Alasannya?"tanya Ferdi.

"Mahall"cicit rayna, menunduk.

Ferdi terkekeh mendengarnya "Buat apa ayah punya banyak uang kalo gak pakai buat kepentingan anaknya? Percuma dong ayah kerja"jelas Ferdi.

Rayna tak bisa berkata apa apa, ia cuma takut dikatai mata duitan.
"Udahlah terima aja, sok sok an nolak Lo, padahal suka kan?"ucap Aksa.

Rayna mencubit lengan Aksa "sukaaaa, tapi kebanyakan ayahh"

"Gak papa rayy"ucap Ferdi, menepuk nepuk kepala anak menantunya.

"Ayah pulang dulu, kalian Yang akurr"

Setelah itu Ferdi pergi meninggalkan kediaman rumah Aksa rayna.
Aksa kembali fokus dengan gamenya dan rayna sibuk menatap baju baju itu.

"Mahar itu aja gak pernah aku pake"gumam rayna, tangannya bergerak menyentuh baju baju itu, ia yakin pasti mahal.

"Pake"

Suara Aksa membuat rayna menatap cowok itu "apaa?"

"Pake salah satunya, cepet"

"Kita ke luar"

"Waiiiitttt tungguuuuu"seruuu raynaa, berlari masuk kedalam kamar mendorong semua baju baju tersebut.

Aksa menatap kepergian rayna dengan gelengan kepala, lalu kembali menatap ponselnya.

___________


Yok bisa yokkk, rameinnn aksarayna 😍

AKSARAYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang