Dinding berwarna toska, serta berbau obat obatan, memenuhi ruangan tersebut. Siapapun bisa menebak tempat seperti apa itu, tangisan, tatapan bersalah, hati yang masih belum tenang, semuanya bercampur.
Hingga kehadiran seseorang mengalihkan perhatian semuanya.
"Saya minta maaf kepada keluarga korban, saya siap ganti rugi atas apa yang sudah terjadi kepada korban" laki laki paruh baya tersebut menatap penuh salah kepada keluarga korban.
"Kami minta maaf sedalam dalamnya, anak kami juga sekarang sedang tidak baik baik saja atas kejadian inii"lanjut wanita paruh baya itu.
Kedua orang tua korban hanya bisa menangisi anak mereka, ucapan orang tua yang disangka pelaku seolah olah tidak mereka dengar, yang mereka ingat hanya anaknya yang sekarang tengah berada diruang yang dikelilingi oleh dokter dan perawat.
"Kami tidak butuh uang kalian, silahkan pergi dan tunggu pihak yang berwajib untuk mengurus anak kalian!"Tegas laki laki paruh baya yang baru saja datang dengan wajah datarnya.
"Pa-pak, a-anak kami juga tidak tahu hal itu akan terjadi----"
"Jangan membuat keributan! Silahkan keluar dari rumah sakit ini!"Ferdi sudah tidak bisa menahan amarahnya, ia memerintah pengawalnya untuk menyeret kedua orang tua yang sudah mencelakai menantunya.
Flashback.
Tinggal satu luncuran lagi, rayna tiba diair kolam, ia sudah mengelilingi satu putaran lagi, saat kejadian perosotan jatuh, rayna masih berada diatas perosotan yang lainnya.
Hingga saat ia sampai dibawah, betapa paniknya ia melihat ada seorang laki laki yang tidur terlentang diatas perosotan, rayna berteriak, orang itu pun juga terkejut, hingga ia menghadap belakang.
Rayna yang memiliki tubuh kecil,tentu kalah dengan tubuh kaki laki itu, apalagi laki laki itu gemuk.
Hingga sudah takdirnya, tubuh rayna pun melayang dari atas perosotan, hingga jatuh kelantai kolam, menyebabkan kepalanya terbentur dengan keras.
Samar samar ia mendengar teriakan, rayna melihat darah mengalir dipelupuk matanya. "A-a-ak- s-a--"
Satu bulir air matanya terjatuh, bertepatan itu ia kehilangan kesadarannya dan juga kedatangan Aksa.
Flashback off
Aksa mengingat kembali bagaimana ia bisa menemukan rayna yang tergeletak di atas lantai dengan kepala dan wajah gadis itu dipenuhi darah.
Tes
Cowok itu mengusap wajahnya kasar, ia merasa jadi laki laki paling gagal dalam menjaga gadisnya. Ia gagal menjalankan tugasnya sebagai suami, anak, dan menantu.
Cowok itu sampai bersujud meminta maaf kepada kedua orang tua rayna, dan betapa baiknya orang tua itu, langsung memaafkan Aksa.
Mereka mengatakan kalau itu sudah takdir, dan kita harus ikhlas. Bagaimana aksa harus ikhlas? Bagaimana kalau rayna tidak akan kembali kepadanya?
Ia baru saja merasakan kembali apa itu sebuah kasih sayang, rasa cinta, tapi kenapa hal itu harus berhenti dengan cara yang menyakitkan begini?
Sebuah usapan Aksa rasakan dipunggung nya "dokter udah keluar sa" mendengar ucapan Leon , Aksa lantas menggeleng. "Lo fikir gue sanggup?"tanya Aksa, sembari menutup kedua matanya.
Saat ini ia seharusnya berada di ruangan rayna, tapi Aksa belum siap kalau harus melihat keadaan rayna, dan juga mendengar tangis ibu gadis itu.
Tapi ia memilih untuk berada dikamar mayat, enggak becanda.Ia berada didepan mushola rumah sakit.
"Gue fikir ini cuma mimpi"sahut Reno, ketiganya masih menemani Aksa disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAYNA
Teen FictionDipersatukan oleh ikatan yang sah! Siapa sangka, orang yang ia suka selama 2 tahun itu tiba tiba bisa menjadi suaminya. Aksa si cowok cool yang penuh dengan pesonanya yang bisa memikat hati para wanita. Dan rayna adalah satu satunya gadis yang berha...