Happy Reading
.
.
.🐯🦊🐶🐰🐬🐭
Mahen gak pernah tahu kalau dia akan memiliki dua orang anak dengan sifat yang bertolak belakang dengan dirinya sendiri. Sebenarnya yang paling menonjol adalah anak pertamanya. Kalau yang kedua masih bisa ditoleransi. Dia mah anteng-anteng aja gak pernah bertingkah. Beda lagi sama yang pertama yang bisa dibilang hiperaktif abis.
Haekal Putra Mahendra. Itu nama anak sulung dari pasangan Mahen dan Reya. Sementara si bungsu bernama Airin Putri Mahendra. Memiliki selisih usia 2 tahun sedikit membuat Mahen dan Reya kewalahan. Haekal yang kini sudah menginjak usia 5 tahun dan Airin 3 tahun yang mana di usia segitu lagi aktif-aktifnya. Kadang Mahen suka pusing sendiri ketika Reya menyuruhnya untuk mengasuh si sulung saat libur kerja. Mau nolak gak bisa, nanti malah di amuk Reya kan bisa bahaya. Sebenernya kalau soal ngasuh-mengasuh itu gampang asal anaknya nurut terus anteng-anteng aja. Tapi ini bedaaa.. Anaknya yang satu ini bener-bener gak bisa diem. Kalau nggak jejeritan, ya paling ngajak tonjok-tonjokkan sama temennya yang lain.
Mau di marahin gak tega. Tapi kalau dibiarin malah makin ngelunjak. Ngadu ke sang istri kalau anaknya nakal eh malah bilang gini, "namanya juga Anak-anak". Iya tahu anak-anak! Tapi ini anak kelakuannya malah makin jadi. Makin gede bukannya makin kalem malah makin ngereog.
Tadi aja contohnya, di suruh main baik-baik malah sleding-sledingan sama anaknya Reyhan. Mana bapak nya galak banget lagi. Tahu sendiri si Reyhan kalau lagi marah gimana. Dia gak terima si kembar jadi korban kekerasan Haekal. Ya gimana atuh, si Haekal kan gak bisa diem. Apa aja selalu dibuat ulah sama dia.
" Gue heran. Kenapa anak lo kelakuannya mirip banget sama Almarhum?" Celetuk Jono yang sekarang tengah duduk di kursi teras rumah sambil ngeliatin Haekal main di halaman.
Mereka masih berada di rumah mama dan bapak. Setelah tadi berbincang-bincang sebentar akhirnya semua anak-anak mama dan bapak sepakat untuk menginap satu malam ini.
Mahen tersenyum tipis seraya terus memperhatikan putranya yang aktif berlarian ke sana-kemari mengejar Sasuke. Oh iya, kucing itu sekarang sudah tua. Badannya bertambah gemuk dan sedikit garang.
"Gue juga gak tau. Padahal diantara gue sama Reya gak ada yang kelakuannya begitu. Apalagi Reya, dia perempuan paling kalem menurut gue." Jawab Mahen kemudian.
Jono mengepulkan asap rokok dari mulutnya, terus bilang lagi, "Lo nyoba hidupin lagi Haikal di diri anak lo, Kak?"
Mahen nggak langsung ngejawab. Dia malah asik memperhatikan Haekal sambil mencoba mencerna kalimat yang diucapkan Jono barusan.
Tapi, entah sadar atau nggak Haekal itu memang mirip banget sama Haikal. Kelakuannya, rambutnya, bahkan sampai warna kulit pun ngikut Haikal. Mahen juga heran kenapa anaknya bisa jadi seperti Almarhum adiknya. Apa karena ia yang masih belum bisa menerima kepergian Haikal sampai sekarang. Mahen sebenarnya sudah ikhlas dengan kepergian Haikal, tapi untuk menerima sepenuh hati sepertinya dia masih butuh waktu yang lama untuk itu.
"Lo gak ikhlas Haikal pergi, Kak?" Jono kembali bertanya. Rokok yang tadi di apit jarinya kini sudah terbuang ke dalam asbak. Menyisakan kepulan asap tipis yang di hembuskan nya beberapa saat lalu sebelum ia kembali melontarkan pertanyaan.
"Gue udah ikhlas, Jon. Tapi... Kalau buat nerima sepenuhnya gue belum bisa."
"Itu namanya lo belum ikhlas, kak."
"Udah! Gue ikhlas. Gue gak mungkin nahan-nahan dia kalau cuma bikin dia kesakitan. Gue cuma belum bisa nerima aja. Gue masih butuh waktu." Tegas Mahen yang merasa terpojok kan oleh Jono.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yo Dream [2] | NCT Dream✔
Teen FictionBOOK KEDUA - Yo Dream Hanya sepenggal kisah dari mereka yang ditinggalkan, yang harus tetap menjalani hidup sebagaimana mestinya. Senang, sedih, menangis dan tertawa mereka lalui bersama. Tetap berusaha menyempurnakan formasi walau pada kenyataannya...