Happy Reading!
.
.
.
.
.🐯🦊🐶🐰🐬🐭
Hari-hari berlalu, Haekal, Juni dan Juli kembali sekolah seperti biasa. Mereka belajar, bermain dan bernyanyi bersama seperti biasanya.
Setelah kejadian beberapa minggu yang lalu, para guru lebih ekstra dalam mengawasi murid-muridnya saat bermain. Takut-takut kejadian yang menimpa Haekal dapat terulang kembali.
"Jangan, Njun!" tangan mungil Haekal mencegah Juni yang udah siap banget mau ngelempar batu krikil ke kepala Genta--anak yang waktu itu mendorong Haekal--.
Juni akhirnya kembali ngebuang batu yang tadi dia genggam. "Njun tuh kesel! Njun pengen bales perbuatan Genta ke Ekal. Biarin aja nanti kepalanya pitak kena batu." Omelnya.
Haekal menggelengkan kepalanya. "Gak boleh! Kata ibunda, itu perbuatan yang tidak baik."
"Terus gimana dong? Njun pengen banget liat Genta kapok. Dia nakal banget, Ekal!"
"Eemmm..." Haekal bergumam panjang dengan mata yang melirik ke atas, berpikir. "Ah! Ekal inget, Njun!"
"Apa apa apa?"
"Kata uncle Jono, bales dendam itu emang gak baik, tapi boleh dicoba kalau tujuannya supaya orang itu kapok."
"Nah kan! Berarti boleh."
Haekal mengangguk semangat. "Iya Njun, boleh."
Juni mungut lagi batu yang tadi dia buang. Sambil membidik mangsa, dia bertanya, "Lempar sekarang?"
"Boleh. Kalo bisa kena ke alisnya, Njun. Biar botak terus bisa liat tuyul, hihihi..."
"Oke!"
Saat baru aja mau ngelempar, bu Jasmin udah manggil mereka buat masuk kembali ke kelas. Yang otomatis membuat seluruh murid berlarian masuk.
Lagi lagi Juni membuang batu itu kesal. Gagal lagi dia buat balas dendam ke Genta. Padahal tadi udah semangat banget mau ngebotakin alis Genta, biar kaya kata Haekal, biar dia bisa liat tuyul.
Di dalam kelas, murid-murid mulai memperhatikan bu Jasmin yang lagi ngajar. Guru muda itu menerangkan pada semua muridnya tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan. Mulai dari pola hidup sehat, makan-makanan yang begini, rajin berolahraga dan masih banyak lagi.
Anak-anak memperhatikan dengan sangat baik. Tidak ada yang berisik dan tidak ada yang abai. Semuanya tampak serius mendengarkan. Bagaimana tidak, suara bu Jasmin yang lembut dan ceria, mampu menghipnotis murid-muridnya untuk tetap memperhatikan.
"Nah, jadi.. Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang..." bu Jasmin sengaja menggantung kalimatnya agar anak didiknya bisa meneruskan.
"Capek!" Haekal menjawab dengan lantang sambil mengangkat tangan.
Bu Jasmin langsung kaget begitu suara cempreng milik salah satu muridnya terdengar.
"Kuat Haekal, bukan capek." bu Jasmin mengoreksi.
"Tapi Ekal capek bu guru."
Guru muda itu hanya bisa menghela nafas samar dan tersenyum maklum.
"O iya! Siapa diantara kalian yang suka makan sayur? Coba angkat tangan!"
Sebagian dari anak-anak itu mengangkat tangannya tinggi. Mereka mangaku suka sekali makan sayur. Tapi, ada juga yang meringsut, nggak mau angkat tangan karena emang gak suka sayur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yo Dream [2] | NCT Dream✔
Teen FictionBOOK KEDUA - Yo Dream Hanya sepenggal kisah dari mereka yang ditinggalkan, yang harus tetap menjalani hidup sebagaimana mestinya. Senang, sedih, menangis dan tertawa mereka lalui bersama. Tetap berusaha menyempurnakan formasi walau pada kenyataannya...