Happy Reading!
.
.
.🐯🦊🐶🐰🐬🐭
Reya tidak bergeser sedikitpun dari tempatnya duduk. Tangannya yang lembut tidak berhenti untuk mengusap-usap kepala anaknya yang tertidur lelap itu. Kadang, sesekali Reya menghapus air matanya yang tanpa sadar menetes dengan sendirinya.
Sejak 2 jam yang lalu, Haekal baru dipindahkan dari UGD ke ruang rawat karena kondisinya sudah mulai stabil walau demamnya masih belum turun. Di dahinya pun sudah terdapat kompres untuk membantu menurunkan demamnya.
Dokter bilang, Haekal pingsan karena kelelahan juga asam lambungnya naik akibat telat makan. Tapi, dokter juga menyarankan agar Haekal melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui kondisinya lebih detail. Takut-takut ada komplikasi dari luka di kepala Haekal yang baru saja sembuh beberapa hari lalu.
Mahen dengan setia menemani istri dan anaknya di dalam ruangan. Sementara saudaranya yang lain menunggu di luar, memberikan ruang agar tidak mengganggu Haekal beristirahat. Mama dan bapak di rumah Mahen, menjaga si kecil Airin yang memang tidak boleh ikut ke rumah sakit.
"Kamu tidur ya. Biar aku yang jagain Ekal." Mahen yang berdiri di belakang Reya, mengusap kedua bahu istrinya untuk membujuk agar Reya beristirahat.
Tanpa mengubah fokus pandangnya, Reya menjawab, "Nanti kalo aku tidur, terus Ekal sadar gimana? Aku belum mau tidur. Aku masih mau nunggu Haekal bangun." pungkasnya.
"Kata dokter, kemungkinan Haekal akan sadar itu besok, Re. Sekarang Ekal nya lagi istirahat dulu."
"Gak pa-pa, aku tetep mau nungguin Ekal sampai bangun."
Mahen hanya bisa menghela nafas pasrah. Percuma membujuk jika suasana hati Reya sedang tidak baik. Ujung-ujungnya Mahen harus mengalah juga.
Mahen mengerti perasaan Reya. Bahkan, perasaan mereka saat ini sama, karena ia kan ayah dari anak yang tadi sempat menghilang itu. Beruntung, setelah cukup lama dan hari pun sudah gelap, Haekal akhirnya dapat ditemukan. Namun, dibalik itu semua, Mahen merasa ada yang janggal. Haekal di temukan oleh Icung di semak-semak. Kondisinya, anak itu sudah pingsan dengan suhu tubuh yang tinggi dan beberapa bagian tubuhnya terdapat lebam keunguan. Kejanggalannya ialah tempat dimana Icung menemukan Haekal sebenarnya sudah Mahen periksa, bahkan Reyhan pun mengaku sudah mengecek semak-semak itu tiga kali, tapi Haekal tidak terlihat sama sekali.
Aneh?
Dan tentunya, kejadian itu membuat mereka keheranan.
"Kalo gitu aku beliin kamu makan dulu ya. Dari tadi kamu belum makan." kata Mahen lagi.
Kali ini Reya hanya menjawab dengan anggukan. Terlalu lelah untuk banyak bicara disaat hati dan pikirannya belum tenang. Melihat wajah pucat Haekal dengan mata yang terpejam tenang membuat perasaan Reya campur aduk. Sedih, takut, khawatir jadi satu. Bahkan, membuat tubuhnya sedikit lemas, namun Reya harus kuat demi buah hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yo Dream [2] | NCT Dream✔
Teen FictionBOOK KEDUA - Yo Dream Hanya sepenggal kisah dari mereka yang ditinggalkan, yang harus tetap menjalani hidup sebagaimana mestinya. Senang, sedih, menangis dan tertawa mereka lalui bersama. Tetap berusaha menyempurnakan formasi walau pada kenyataannya...