Prolog

3.3K 246 39
                                    

Cerita baru lagi ....
.
.
.

Siap ngikutin?
.
.
.


Mereka yang makan buah, kenapa aku yang dapat getah?

***

Wajah Papi Mami terlihat tegang. Tidak biasanya Papi Mami menunggunya pulang sampai malam begini. Padahal hari ini, Bisma sangat lelah karena sore tadi diajak futsal para senior. Dia ingin segera membaringkan sejenak badannya sebelum nanti jam tiga dini hari, dia harus berangkat lagi ke rumah sakit.

"Ada apa, Pi ... Mi?" tanya Bisma dengan kerutan alis.

"Yuk, ngeteh dulu, biar pembicaraan kita mulus." Mami tersenyum sambil membagikan cangkir keramik yang mengepulkan uap hangat beraroma melati.

Bisma melirik wanita yang melahirkannya itu. Perasaannya tiba-tiba tak enak. Biasanya Mami akan selalu mengajak minum teh, setiap ada masalah pelik yang akan dibicarakan. Persis seperti iklan teh celup.

Bisma masih menunggu salah satu dari kedua orangtuanya membuka suara. Dia lalu mengangkat cangkirnya dan menghirup wangi khas teh tubruk racikan Mami. Tak dimungkiri, menyesap cairan kemerahan itu mampu menghangatkan badan dan hati.

Dehaman keras akhirnya menggaung di udara. Suara itu menjadi isyarat percakapan akan dimulai. Sambil menyiapkan telinga untuk menyimak pembicaraan malam ini, Bisma menikmati kehangatan air teh yang membasahi mulutnya.

"Jadi Mas, Papi minta supaya kamu menikahi Kirana."

Sontak, cairan yang hendak turun ke kerongkongan itu menyembur ke luar. Mata Bisma membeliak lebar saat mendengar kata pengantar yang langsung menohok dadanya. "Nikah? Sama Kirana?"

Papi mengangguk mantap. "Ya."

"Ta-tapi ... Kirana ... dia ... kenapa tiba-tiba aku ...?" Otak Bisma tak bisa merangkai kata. Lidahnya seketika kelu. Laki-laki itu lantas buru-buru menarik tisu di atas meja untuk mengelap permukaan meja yang basah dengan tatapan linglung.

"Kirana hamil."

Bisma mengerjap. Mulutnya melongo lebar. Gerakan mengelapnya terhenti. Dia mencengkeram tisu yang ikut basah itu. "Ha- ha ... mil?" Bisma menelan ludah kasar. Jari kirinya mengorek liang telinga, siapa tahu ada sumbatan yang membuat pendengarannya salah menangkap kata-kata Papi.

Kini Papi dan Mami mengangguk serempak seperti mendapat aba-aba.

"La-lu ... kenapa aku?"

"Karena kamu kembaran mendiang Bima," sahut Mami menatapnya intens dengan tarikan bibir lebar. Senyum itu seperti belati yang mengancam agar melaksanakan titah mutlak Papi.

Rahang Bisma seolah semakin ditarik gravitasi bumi. Untuk alasan sepele ini dia harus menikahi gadis yang bukan gadis lagi? Parahnya dia juga hamil! Sungguh, Bisma tak ada bayangan tiba-tiba harus menikah di usia 27 tahun di saat dia sedang sibuk menjadi residen di semester pertama. Terlebih dengan Kirana, gadis yang dia tahu sangat membucin kembarannya, hingga rela menyerahkan kesuciannya sebelum mereka disatukan Tuhan.

"Mi, kenapa harus aku yang dapat getah, sementara Bima yang ena-ena makan buah?"

💕Dee_ane💕

Lovemeter udah tamat di Karyakarsa. Project hisfic juga lagi jalan. Cek ombak ide baru yang mak bendunduk muncul yak. Absen dulu yang pengin cerita ini dilanjut?

*plakkk, nambah satu jemuran yes🥲

Castnya ... masih muka oriental. Aku nggak nemu artis Indonesia yang cucok dijadiin cast.

Start 31 Desember 2022 (15.59)

59)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hold My Hand (Completed-Pindah Ke KK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang