Ada yang nungguin?
Klik bintang dulu donk😉
Happy reading😊
💕💕💕
Namun, Kirana memendam beberapa saran teman-temannya untuk segera memberitahukan pada 'sang sahabat'. Dia belum siap kehilangan Keira dan memilih untuk diam sejenak dan menanti saat yang tepat, walau Kirana sendiri tidak tahu, kapan saat yang tepat itu datang.
Sore ini, Kirana langsung pamit pulang karena sudah berjanji untuk memasakkan lodeh untuk Bisma. Walau dia tahu Bisma masih pulang malam nanti, tapi dia telah menyiapkan sayur itu sedari sore. Bahkan Kirana memasak beberapa lauk pendamping seperti tempe dan ikan asin goreng serta sambal dan kerupuk.
Setelah tertata rapi di atas meja makan, Kirana memotret dengan gawainya dan mengirimkan ke Bisma.
[Makan malam sudah siap, Mas.]
****
Tarikan bibir Bisma terbingkai lebar di wajah saat membuka pesan dari Kirana. Jarinya lantas menari dengan cepat di permukaan layar gawai, untuk memberi balasan.
[Ini mau pulang.]
Sangka yang sedang mengambil tasnya di loker sebelah Bisma mengernyit. "Bro, makan dulu yuk."
"Sori. Aku dimasakin istri." Bisma mengacungkan gawainya dan memamerkan pesan Kirana.
Sangka berdecak. "Susah ya sekarang ngajakin suaminya orang."
Bisma terkekeh. "Lha kan aku hampir tiap makan sama kamu. Dari sarapan trus maksi … masa dinner juga barengan sama kamu lagi. Pantes dulu kita dikira gay gara-gara ke mana-mana bareng."
"Iya … iya … ngerti deh yang udah nikah. Moga pernikahannya sakinah, mawadah, warohmah." Sangka mencibir pamernya Bisma sambil mencangklong tas, lalu menutup loker.
"Makanya, buruan aja nikah. Enak loh ternyata." Bisma berjalan berdampingan keluar dengan Sangka dari ruang persalinan.
"Enak?" Sangka mengerut. "Enak apaan? Eh, jangan-jangan kamu udah dapat jatah?"
Bisma menaik turunkan alisnya sambil tersenyum lebar. Sementara itu mulut Sangka menganga lebar memberi respon.
"Beneran? Dalam kondisi hamil anak kembaranmu? Gimana rasanya?" Keingintahuan Sangka tak bisa dibendung lagi.
"Ish, kepo mulu. Nikah aja dulu kalau penasaran." Bisma tergelak lebar.
Mereka akhirnya berpisah. Sangka berjalan kaki menuju kosnya, sedang Bisma menuju parkiran motor. Di saat Bisma hendak memakai helm, suara telepon berbunyi.
"Keira?" Bisma mengernyit. Dia lalu menerima panggilan itu. "Ada apa, Kei?"
"Mas Bisma bisa ke rumah?" Keira sesenggukan. "Please. Aku nggak bisa hubungi Kirana. Aku … aku butuh temen …."
"Aku ada janji—"
"Please …."
Bisma hanya bisa mendesah panjang. "Oke. Aku ke sana."
Lelaki itu akhirnya melupakan niatnya untuk segera pulang. Mendengar isakan Keira, dia khawatir sesuatu yang besar terjadi. Bagaimanapun Keira pernah ada di hatinya, sebelum gadis itu menyerah untuk suatu hal yang tak pernah bisa Bisma yakinkan.
Setelah menembus kepadatan jalanan, akhirnya Bisma sampai di daerah Solo Baru. Deretan rumah elite berjajar di sepanjang gang sejak dia memasuki perumahan blok B1. Bisma mengerem motor maticnya begitu sampai di depan rumah bernomor 38. Pagar hitam yang menjulang tinggi itu terbuka sehingga memudahkan Bisma memasukkan motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand (Completed-Pindah Ke KK)
RomanceBila Kirana bersikap baik, orang lain akan berkata, "Pantas, anak pendeta". Tapi, kalau dia berbuat nakal, celetukan "Anak pendeta kok gitu sih?" sering kali terdengar. Namun, kali ini, hidup Kirana Kamaratih terpuruk setelah dosa yang dia lakukan b...