Datang lagi Bisma dan Kirana di hari Jumat ini. Seneng banget hari ini libur, walau besok jadi harpitnas buatku. Buat kalian yang ngerasain long weekend, selamat berlibur yak. Buat yang di rumah, semoga cerita ini bisa menghibur. Jangan lupa vote n komennya. Versi lengkap part ini ada di KK ya.
💕💕💕
Separuh badan Bisma terasa kaku dan berat. Saat dia membuka mata sekilas walau didera kantuk, dia mendapati Kirana sudah memeluknya. Seketika jantung Bisma berdebar kencang, karena dia merasakan sesuatu yang menonjol dan empuk menghimpit raganya berototnya.
Segaris lengkungan bibir lalu tergambar di wajah. Dengan perlahan, Bisma menggerakkan tangan dan mengangkat kepala Kirana sebelum meletakkan lengannya di bawah leher untuk dijadikan bantal. Setelah yakin posisi Kirana nyaman, dia mengecup pucuk kepala wanita itu.
Malam begitu sunyi. Suara sekecil apapun akan mampu didengar. Dan kini bisikan lembut itu mengalun di pendengarannya. "Bisma, gaskeun!"
Namun, di sisi lain suara yang lebih lirih menyela. "Jangan, Bisma. Hati Kirana bukan untukmu. Kamu hanya dianggap pengganti Bima."
Suara yang pertama semakin keras menabuh gendang telinganya. "Kamu suaminya! Dulu kamu berani grepe-grepe sama Keira. Kenapa sekarang kamu cemen? Kamu berhak atas Kirana!"
"Tapi Kirana nggak cinta sama Bisma!" Suara lain memekik.
Tawa setan bergemuruh. "Karena itu … jadikan dia milikmu!"
Kalimat terakhir menggaung terus di kepala Bisma, menutup nalar dan logika. Perlahan Bisma memutar tubuh, dan menatap wajah lelap Kirana.
Bisma tak percaya kini Kirana berbaring di sampingnya. Selama ini dia melihat Kirana sebagai pacar Bima yang kemudian akan menjadi calon kakak iparnya. Bahkan di kontaknya dia beri nama 'Yayangnya Bima'.
Susah payah dia menghapus nama Kirana di hatinya yang paling dalam. Hingga kehadiran Keira yang selalu ceria dan rela melakukan apapun untuknya—termasuk saat lelaki itu bertindak kurang ajar pada Keira, dengan meraup bukit indah di balik kaus sang mantan—Bisma sedikit bisa memendam yang dirasakan.
Kini, jakun Bisma naik turun menatap baju tidur longgar yang sedikit menyingkap dada Kirana yang semakin berisi. Otaknya berkelana, menduga-duga apa yang dirasakan Bima saat menjelajahi tubuh Kirana selama satu dasawarsa berpacaran.
Bisma menggeleng. Dia tahu sekali kalau papa dan mama mertuanya sangat protektif sehingga orang tua Kirana sering ikut Bima dan Kirana ngedate, dari makan bareng bahkan nonton. Kegiatan kencan mereka dibuntuti Papa Mama, sehingga Bisma yakin Bima benar-benar menggunakan kesempatan dalam kesempitan saat orang tua Kirana tidak ada, untuk menabur benih di rahim Kirana.
Sementara itu, walau Keira cenderung bebas karena orangtua gadis itu tak akur sehingga terlihat cuek, Bisma benar-benar takut kebablasan dan terjebak dalam lembah kenikmatan. Walau dia dikenal lebih nakal dan suka tawuran, tapi dia takut mengecewakan Mami. Baginya, Mami adalah pengendali yang bisa mengerem segala tindakan anarkis sebagai bentuk pelampiasan karena harus mengalah pada 'adiknya'.
Tangan kanan Bisma bergetar saat hendak mendaki gunung yang seolah menanti untuk dijelajahi. Otaknya masih saja menimbang apakah tindakannya benar. Bagaimana kalau Kirana marah? Namun, dorongan itu semakin besar dan tak bisa dielakkan hingga membuatnya langsung menangkup dada yang semakin besar ukurannya.
Seketika mata Kirana terbuka. Pandangan mereka bersirobok. "M-mas?" Matanya memicing.
"Ran, a-aku hanya ingin hakku sebagai suami." Suara Bisma bergetar, tapi tangannya enggan berpindah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand (Completed-Pindah Ke KK)
RomanceBila Kirana bersikap baik, orang lain akan berkata, "Pantas, anak pendeta". Tapi, kalau dia berbuat nakal, celetukan "Anak pendeta kok gitu sih?" sering kali terdengar. Namun, kali ini, hidup Kirana Kamaratih terpuruk setelah dosa yang dia lakukan b...