Hai, Deers! Hampir kelupaan aku update di sini. Semoga kalian nggak lupa klik bintang dan kasih komen banyak-banyak ya.
💓💓💓
Tak ada kabar dari Bisma.
Padahal Kirana ingin menanyakan apa Bisma berhubungan lagi dengan Keira sehingga gadis itu memutuskan untuk merajutkan kembali kisah mereka. Tidak! Untuk apa Kirana penasaran. Itu urusan Bisma dan Keira. Walau rasa ingin tahu merongrong jiwa dan membuat Kirana ingin berlari dan menanyai Bisma secara langsung, tapi dia harus menahan diri.
Kirana paham posisinya. Ia tidak punya hak apapun untuk mengatur Bisma. Memang benar Bisma suaminya, tapi dia hanya melakukan demi Mami, demi janin Kirana, demi nama baik keluarga Kirana, walau tanpa ada cinta di antara mereka.
Pantaskah dia bertanya sementara selama ini Kirana selalu menganggap Bisma adalah Bima? Bahkan semalam pun dia bermimpi Bima menciumnya, di saat Kirana sudah menjadi istri Bisma.
Lalu, ketika nanti apabila kemungkinan buruk terjadi Bisma kembali kepada Keira, haruskah Kirana marah, sementara Kirana sendiri masih terjebak dalam kenangan masa lalu bersama Bima?
Mungkin sebuah kesalahan karena dia tidak berterus terang pada Keira sehingga membuat segala sesuatu yang terjadi di luar kendalinya. Dia paham betul betapa Keira menyayangi Bisma, sehingga Kirana kini justru merasa seperti pelakor yang merebut kekasih sahabatnya.
Haruskah dia diam kali ini? Sungguh Kirana bingung ….
***
Kirana mengembuskan napas panjang sambil bibirnya menjepit sedotan untuk menghisap mango passion fruit di depannya. Sudah empat puluh lima menit Kirana menunggu dan Keira belum juga tampak. Selalu seperti ini. Kirana Si Bayangan selalu menanti Keira yang bersinar.
"Sori, aku telat. Tadi ada panggilan mendadak." Keira tampak terengah dan kemudian duduk di depannya.
"Ini pesenanmu. Caramel Macchiato." Kirana menyodorkan minuman yang diminta Keira.
"Thanks. Aku butuh asupan kafein. Semester awal gini, rempong banget. Untungnya aku dan Mas Bisma serumah sakit, jadi aku bisa lebih semangat kalau bisa ngelihat dia dari jauh." Keira mengusap peluh di dahi dengan punggung tangannya.
Kirana tersenyum canggung. Sungguh, dia tak lagi bisa bereaksi seperti dulu ketika Keira bercerita apapun tentang Bisma. Dia dulu memang ingin Keira tetap bersama Bisma sehingga nantinya mereka akan jadi saudara ipar. Tapi, kini nasib mempermainkan mereka bertiga. Alih-alih dengan Keira, Bisma justru menikahi Kirana tanpa sepengetahuan sahabatnya itu.
"Kamu kok diem gitu sih? Nggak seneng ketemuan sama aku?" Keira menyesap langsung dari gelasnya. Dia seperti orang kehausan di padang gurun.
"Seneng dong." Kirana berdusta. Dia masih bingung menanggapi apa yang terjadi. Apakah dia harus memberitahu kalau Bisma suaminya? Jelas tidak mungkin! Lagipula Kirana belum siap menceritakan soal kehamilannya pada Keira yang membuat Kirana akan merasa rendah diri di depan sahabat yang begitu sempurna di matanya.
"Aku nggak nyangka aku pengin kami balikan lagi setelah lima tahun ini pisah." Keira tersenyum manis sambil menyeka bibirnya dengan tisu. "Aku deg-degan banget, Ran. Dulu kami putus nyambung. Habis kamu jadian, kami juga jadian. Trus, habis itu kami putus. Trus, nyambung lagi. Putus lagi. Gitu terus sampai empat kali. Dan, tahun keempat, aku nyerah. Tapi, mana bisa ngelupain cowok kaya Mas Bisma?"
Kirana hanya bisa berusaha sekuat mungkin untuk menarik bibirnya. Kedua tangan yang memegang gelas minuman itu meremas kuat permukaan gelas berembun, berusaha mendinginkan pikiran. Dia merasa bersalah pada Keira karena telah membohongi sahabatnya, mengambil laki-laki yang paling disayangi Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand (Completed-Pindah Ke KK)
RomantiekBila Kirana bersikap baik, orang lain akan berkata, "Pantas, anak pendeta". Tapi, kalau dia berbuat nakal, celetukan "Anak pendeta kok gitu sih?" sering kali terdengar. Namun, kali ini, hidup Kirana Kamaratih terpuruk setelah dosa yang dia lakukan b...