05. Separated : Mendapatkan Izin

247 58 32
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

"Kalau begitu, beritahu aku alasan mengapa kamu melarang Sinb ke sekolah itu?"

"Aku menyayanginya, aku tidak mau dia mendapatkan perlakuan tidak adil di sekolah itu, aku ... menyayanginya. Puas?"

Jinyoung menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman, Jisoo memberenggut sebal sambil memalingkan pandangannya ke sembarang arah.

Saat sedang menunjukan rasa sebalnya, tiba-tiba Jisoo merasakan sebuah sentuhan pada wajahnya. Ia sempat menolak menatapnya, namun Jinyoung sedikit menertawakan sehingga mau tidak mau ia menoleh memastikan.

"Jangan tertawa."

"Aku tahu, istriku pasti menyayangi kedua putrinya," kata Jinyoung. "Sayang, aku senang mendengarnya."

"Hentikan, itu bukan sebuah hal yang mengejutkan," balas Jisoo ketus.

Jinyoung menarik kedua sudut bibir Jisoo sehingga wanita Kim menampakkan senyumannya.

"Ya!" Jisoo merengek dan menepuknya.

"Kamu cantik sekali," puji Jinyoung.

"Anak-anak belum tidur asal kamu tahu, ya."

Jinyoung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak dengar~"

"Sayang, tidak!!!"

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

Srekh!

Sepeninggal Jinyoung bekerja, Jisoo mengejutkan dua anak gadis yang masih di kursi meja makan dengan merobek secarik kertas.

"Itu ... kertas apa, Bu?" tanya Chaeyoung.

"Pergilah," kata Jisoo kepada Sinb. "Datanglah ke sekolah impian itu."

"Y-ya?" Sinb bertanya memastikan.

"Kamu tidak dengar?" Jisoo tersenyum picik. "Datanglah ke sekolah impian itu."

"Ibu ... sungguh?" Sinb lagi-lagi mengajukan pertanyaan.

"KYAAA!" jerit Chaeyoung yang berhasil membuat Sinb dan Jisoo terperanjat kaget. "Sinb yya, chukae!!!"

"Tapi, kenapa?" Sinb masih belum paham dengan situasi ini. "Ibu, sungguhan?"

"Berhenti bertanya, sebelum Ibu berubah pikiran," kata Jisoo. "Jika ada yang mengganggumu atau kamu tidak nyaman, lebih baik berhenti," tutur Jisoo dengan nada datarnya.

Chaeyoung menyenggol lengan Sinb. "Yas! Kamu dengar itu? Kamu akan ke sekolah impian kamu, Sinb!"

Sinb membekap mulutnya sendiri masih tidak percaya, sepasang matanya berkaca-kaca karena saking tersentuhnya ia setelah mendengar persetujuan dari Sang ibu. Ini yang dinantikannya, pelatihannya tak berakhir sia-sia.

"Cuci piring sebelum pergi," pesan Jisoo.

Sinb beranjak dari kursinya, ia berlari menghampiri Jisoo dan memeluknya erat sekali. Jisoo tampak kelabakan, ia tersenyum kikuk dan dengan ragu-ragu membalas pelukan itu.

"Aku tahu Ibu memang menyayangiku, aku sayang Ibu~"

"Hentikan, jangan berlebihan," ucap Jisoo ketus, tapi dia malah menepuk-nepuk punggung Sinb dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih, Ibu~"

"Ya."

Chaeyoung ikut bahagia melihatnya, ini menjadi pemandangan paling indah yang pernah dilihatnya. Yaitu, ketika Sang ibu balas memeluk Sinb.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang