12. Separated : Berduka

292 59 50
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

Warna hitam.

Pakaian hitam menjadi simbol duka. Kerabat terdekat datang bertamu, turut berduka atas kepergian Kim Sowon. Beberapa artikel bermunculan dan berlomba memberitakan mengenai kematian tragis Kim Sowon.

Namun, dari sekian banyak artikel yang meluncur ke media, tidak ada satu pun yang menyebutnya bunuh diri. Kematian Kim Sowon justru diklaim karena kecelakaan, Hwang Minhyun yang menyatakan pada para wartawan. Padahal sudah jelas istrinya meninggal karena bunuh diri. Baginya citra keluarga Hwang itu yang paling utama, maka ia memalsukan segalanya hingga melibatkan korban lainnya.

Seluruh ingatan Umji berpusat pada hari-hari bersama Sang ibu, ketika dirinya masih sangat tenang dan masih sangat menyayangi ibunya. Lalu, ombak datang menghantam kehidupannya, membuatnya tiba-tiba berubah.

"Ayah," panggil Umji.

Minhyun menoleh, ia merengkuh bahu Umji sehingga anak gadisnya itu mendekat.

"Relakan Ibumu, Nak."

"Tapi ... kenapa Ayah mengungkap kepalsuan itu?"

Minhyun meremas bahu Umji, tentu saja perbuatannya membuat Umji diam-diam menahan ringisannya. Sorot pria Hwang menajam, tapi ia masih mempertahankan raut wajah pilunya saat melihat tamu menikmati makanan di sana.

"Citra keluarga Hwang akan hancur karena tindakan bodoh Ibumu itu," bisik Minhyun. "Kamu hanya perlu mengiakan apa yang Ayah perintah, menurut dan jadilah putri yang berbakti pada orang tua."

Umji menoleh, ia dapat melihat dengan jelas bagaimana raut wajah Hwang Minhyun saat ini. Pria yang selama ini ia panggil dengan sebutan ayah, pria yang selama ini ia banggakan ternyata tidak sebaik yang ada dalam bayangannya. Hwang Minhyun berbanding terbalik ketika ia berhadapan dengan orang-orang.

Sisi aslinya tidak sama.

"Kenapa Ibu melakukan semua ini?" tanya Umji.

"Mana Ayah tahu, Ibumu sangat dipenuhi dengan misteri, dia tidak mudah terbuka, kamu tahu?"

Umji memandangi foto terakhir ibunya yang terpajang di sana, ia tersenyum picik.

"Jangan khawatir," kata Minhyun. "Ayah akan segera mencari Ibu pengganti untukmu. Bersabarlah."

"Apa?" tanya Umji terkejut. "Ibu pengganti?"

"Yap!" Minhyun mengiakan. "Bagaimana pun Ayah tidak bisa hidup seorang diri, suatu hari kamu juga akan pergi dengan pasangan kamu."

"Ayah, Ibu belum benar-benar pergi dari kita," tandas Umji. "Dan Ayah akan segera mencari penggantinya?"

"Hei, seperti inilah kehidupan. Kamu pikir Ayah selama ini bahagia dengan Ibumu? Dia terlalu keras kepala sehingga Ayah tak bisa mengendalikannya, kematiannya sekarang adalah keberuntungan untuk Ayah."

Umji memberontak melepaskan diri, ia menatap tidak habis pikir ke arah ayahnya yang benar-benar tidak berhati ini.

"Tetap jaga citra keluarga Hwang dengan prestasi dan sikapmu, Nak," ungkap Minhyun sambil mengusap-usap pucuk kepala Umji. "Berdamailah dengan kehidupanmu, uang bisa memulihkan semua luka. Berdamailah."

Tap!

Tap!

Tap!

Derap langkah dari sepatu ber-hak tinggi itu kontan mengalihkan seluruh atensi, secara otomatis Hwang Minhyun mengulum senyuman kepadanya. Berbeda dengan Umji, gadis itu terkejut melihat siapa yang datang dengan pakaian hitam namun mewah itu, belum lagi tas mahal di lengannya.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang