11. Separated : Dua Jiwa Melayang?

281 61 45
                                    

Mendadak bingung mau ngapain, ya sudah publikasikan saja, ya ...

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

Sinb datang ke kediaman Hwang lagi, tapi kali ini dia datang untuk mengundurkan diri. Dia menuruti apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya, bahwa dirinya harus menikmati masa-masa sekolahnya sesuai dengan yang seharusnya. Kali ini dia beralasan akan kerja kelompok, semoga saja tidak ketahuan.

"Permisi, apakah Tuan Hwang sudah ada di rumah?"

"Sebentar lagi Tuan pulang," jawab Yerin. "Ayo, Nona Muda sudah menunggu di ruang latihan."

"Sebenarnya, aku ke sini untuk mengundurkan diri," ungkap Sinb to the point.

"Apa?"

Sinb mengangguk kecil. "Aku lupa meminta izin kepada orang tuaku, mereka tidak ingin aku melakukan ini."

"Kalau begitu, ikut saya ke ruangan sebelah ini."

"Ya."

Sinb mengikuti langkah Yerin yang membawanya ke salah satu pintu dari sekian banyak pintu di sana.

"Karena Tuan belum pulang, Anda bisa menunggu di sini dan bicara dengan Nyonya terlebih dahulu," tutur Yerin.

"Ya, terima kasih."

Yerin menatap ke segala penjuru ruangan. "Mungkin Nyonya sedang di kamar kecil, tunggu sebentar saja."

Sinb menganggukan kepalanya, ia membungkuk berterima kasih kepada Yerin yang kini melenggang pergi dari ruangan tersebut.

Bahkan ruangan ini lebih besar dari kamarnya di rumah, menakjubkan. Sepertinya setiap anggota keluarga mempunyai ruangan pribadi lain selain kamar. Di sudut sebelah kanan ada pintu lain, mungkin itu yang dimaksud dengan kamar kecil oleh Kepala Pelayan Jung.

Mendadak dia tertarik untuk ke sana, ia menarik daun pintu tersebut dengan perlahan. Mendorongnya dengan penuh kehati-hatian, lalu disambut pemandangan mengerikan yang membuat matanya melebar. Sinb reflek membekap mulutnya sendiri, ia jatuh tak mampu menopang tubuhnya saat lutut terasa lemas, matanya berkaca-kaca hingga air mata meluruh.

Bathtub itu menjadi lautan darah, seseorang di sana terlihat tak sadarkan diri dengan wajah memucat, jangan lupakan tentang tetesan darah yang keluar begitu saja melalui lengannya.

AAAAAAAKKKKKHHHHHH!

Menjerit kencang, mengundang siapa pun yang berada di rumah sehingga jeritan lain bersahutan. Yerin menghampiri keberadaan wanita Kim yang mandi darah di sana, ia gemetaran dengan air mata yang meluruh begitu tak merasakan denyutnya lagi.

"Kenapa? Ada apa?"

Umji datang, ia menerobos kerumunan pelayan dan berdiri tepat di belakang Sinb yang masih terduduk dengan rasa terkejutnya. Waktu terasa berhenti, pemandangan mengerikan di depan sana membuat Umji hampir kehabisan kata-kata.

"Ibu."

Satu kata itu yang keluar dari mulut Umji saat melihat kondisi Sang ibu.

"KENAPA TIDAK ADA YANG MEMANGGIL AMBULANS?" jerit Umji frustasi. "Cepat panggil ambulans!!!" sentaknya pada para pelayan yang hanya menonton.

"B-baik Nona Muda."

"Ibu!" panggil Umji yang langsung berlari menghampiri Sang ibu. "Minggir!" Umji mendorong Yerin dan segera mengangkat tubuh tak bernyawa ibunya itu.

"Nona Muda."

"Ah, tidak tidak!"

"Ibu, bangun!"

"Ibu, Ibu dengar aku, 'kan?"

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang