19. Separated : Kembali

298 62 48
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

"Putriku."

Samar-samar Sinb mendengar suara seseorang, begitu menoleh ia mendapati seorang wanita yang tak asing baginya. Kim Sowon berdiri di sana, dengan raut wajah cemas. Suasana ini terasa begitu terang.

"Kamu baik-baik saja, Nak?"

"Ibu Sowon."

Wanita itu mengulas senyuman manis, ia memandangi Sinb dengan lamat sekali.

"Maaf," sesal Sinb. "Aku baru mengingatnya."

"Tidak apa-apa," balasnya. "Tapi, sepertinya kamu tidak bisa ikut denganku."

"Pergi ... ke mana?" tanya Sinb.

"Kita akan bertemu lagi nanti," katanya sambil mundur menjauh dari Sinb.

"Sinb yya!"

Sinb membuka matanya, ia dapat merasakan genggaman erat dari seseorang yang tak lain ialah ibunya. Kim Jisoo.

"Ibu, aku ingat segalanya," aku Sinb.

Jisoo bergeming, genggaman tangannya perlahan melemah. Dari sorot matanya dia terlihat kecewa, seolah kembalinya ingatan Sinb akan menjadi pertanda buruk.

"Ibu Sowon," ujar Sinb. "D-dia masih hidup, 'kan?"

Jisoo beranjak dari kursinya, ia melenggang pergi meninggalkan Sinb sehingga kini Chaeyoung bisa masuk ke dalam bilik tempat Sinb beristirahat.

"Eonnie, a-aku, aku melihat Ibu Sowon bunuh diri, di bathtub rumahnya," jelas Sinb. "A-apakah dia masih hidup?"

"Kamu sudah ingat segalanya?" tanya Chaeyoung.

Sinb menganggukan kepalanya.

"Dia sudah meninggal." Chaeyoung menjawabnya dengan sedikit tidak enak. "Dia tidak tertolong karena kehilangan banyak darah."

"Juga Eonnie," panggil Sinb, ia meraih lengan Chaeyoung.

"Kenapa?"

"Aku bertemu dengannya tadi," aku Sinb. "Ibu Sowon datang ke sini, dia bilang bahwa kami akan bertemu lagi nanti. Dia masih hidup, 'kan?"

"Tidak, dia sudah meninggal." Chaeyoung menegaskan. "Dia tidak tertolong."

Sinb membekap mulutnya sendiri. "Jadi tadi hanya mimpi?"

"Kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Chaeyoung cemas. "Apakah Eonnie perlu memanggil Dokter untukmu?"

"Tidak, tidak." Sinb menggelengkan kepala menolak. "Ah, hanya mimpi rupanya. Tapi kenapa terasa begitu nyata?"

"Syukurlah jika kamu tidak apa-apa," kata Chaeyoung dengan penuh rasa syukur. "Jika ada yang sakit, bilang padaku."

"Ya."

Chaeyoung menggenggamnya juga mengecup punggung tangan Sang adik. Sembari Chaeyoung menggenggamnya, ia tak lupa untuk mengucap beberapa kali rasa sayang kepada Sinb di dalam hatinya.

"Ibu pergi ke mana?" tanya Sinb.

"Entahlah, tapi Ayah bersamanya," jawab Chaeyoung.

"Aku ingat segalanya, Eonnie," kata Sinb. "Aku ingat hari di mana aku melihat Ibu Sowon mengakhiri diri, sebelum aku masuk ke dalam ruangannya, aku mendapatkan bisikan dari Kepala Pelayan Jung."

"Bisikan apa?"

"Karena Tuan belum pulang, Anda bisa menunggu di sini dan bicara dengan Nyonya terlebih dahulu," tutur Yerin.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang