22. Separated : Terakhir

577 63 37
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

Prakh!

Senjata api di tangannya itu terjatuh, bersamaan dengan dirinya yang kini mundur selangkah dari dekat senjata api tersebut. Ia membekap mulutnya sendiri tidak percaya, matanya berkaca-kaca karena telah bertindak sampai sejauh itu.

Tetapi dia disadarkan tentang tujuan utama datang ke sini, dia berlari dan membuka ikatan Sinb dan Umji. Ialah Chaeyoung, seseorang yang datang menembakan peluru tepat mengenai perut Jinyoung.

"Sinb yya, kamu baik-baik saja?"

"Eonnie!"

"YAK, GEUM CHAEYOUNG!"

Sentakan keras itu berasal dari Jinyoung, pria yang saat ini menahan rasa sakit di perutnya akibat dari tembakan. Pria itu beranjak dengan susah payah, dia mengangkat pistolnya dan menodongkan ke arah tiga gadis yang saat ini sedang ketakutan.

"KENAPA AYAH MELAKUKAN SEMUA INI, KENAPA?" jerit Chaeyoung tak tertahankan lagi. "Kenapa Ayah jahat~" isaknya kemudian.

Sinb merasakan genggaman tangan Umji, ia menoleh dan mendapati raut wajah ketakutan seorang Hwang Umji di sampingnya. Lalu, Sinb memberi Umji kekuatan dengan balas menggenggamnya, menyertakan senyuman juga dari tatapan matanya ia mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Umji barulah mengangguk, percaya bahwa semua akan baik-baik saja.

"Kita akan hidup lebih berjaya lagi, Chaeyoung ah," ujar Jinyoung. "Tapi kenapa kamu melakukan ini kepada Ayahmu, hm?"

"AKU BENCI AYAH!" jerit Chaeyoung.

"YAAAAAAKKKKKK!" Jinyoung berteriak lantang sekali di sana.

DOR!

Suara pistol itu terdengar begitu nyaring, tubuhnya tersentak karena saking kuatnya peluru itu mengenai dadanya. Tak perlu menunggu waktu lagi tubuhnya ambruk, Jinyoung mengerjap dengan lemah di lantai berdebu itu. Kali ini dia mendapatkan tembakan telak di dada dari Hwang Minhyun.

"Ayah!"

Umji melepaskan Sinb dan berlari menghampiri Sang ayah.

"A-ayah," panggil Chaeyoung gugup, ia berjongkok dan meraih wajah Sang ayah. "A-ayah, m-maaf."

Jinyoung mengulum senyuman dengan susah payah, saat hendak meraih wajah putrinya ia tak diberi kesempatan karena jantungnya berhenti berfungsi saat itu juga.

"AYAH!" jerit Chaeyoung penuh penyesalan. "Ayah, bangun~" isaknya sambil mengguncang tubuh Sang ayah.

Sowon dan Jisoo datang. Jisoo tak menunggu lagi langsung berlari menghampiri suami dan putrinya yang sedang menangis penuh penyesalan di sana. Sowon pun segera menghampiri Umji yang berada dalam dekapan Minhyun.

"Kamu yang menculik mereka?" tanya Sowon.

"Ibu!" Umji beralih memeluk Sang ibu.

"Sebentar Umji yya," kata Sowon, ia melepaskan Umji-nya dan menghampiri pria Hwang.

Minhyun menggelengkan kepalanya ingin mengatakan yang sebenarnya, namun Sowon bergerak cepat mencengkram kerah bajunya.

"SEBENARNYA APA YANG KAMU INGINKAN?" bentak Sowon tidak terberantakan. "Apa kamu tidak puas memisahkan aku dengan putriku, hah? KENAPA?"

"PRIA BRENGSEK!" umpat Jisoo, ia melangkah lebar menghampiri Minhyun yang sedang diberi pelajaran oleh Sowon. "KENAPA KAMU MEMBUNUH SUAMIKU, KENAPA?"

SREKH!

BUGH!

Minhyun menerima pukulan dari dua wanita tersebut dalam waktu bersamaan. Dia tak melawan barang sedikit pun karena tak diberi ruang oleh dua wanita di sana.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang