18. Separated : Musuh Jadi Teman

251 60 31
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

"Putrimu tidak meninggal. Dia dirawat oleh keluarga yang begitu harmonis. Beruntunglah dia tidak dibuang seperti yang diperintahkan oleh Minhyun."

Sowon mengangkat pandangannya, perlahan ia menutup majalah di tangannya.

"Apa?"

Yerin berhenti memijat kaki Sowon, alih-alih dipijat oleh mesin, Sowon lebih suka menikmati pijatan manusia.

"Kim Jisoo, ingat? Dia yang diperintah oleh Minhyun untuk membuang bayi itu. Bayi yang dinyatakan meninggal karena penyakitan."

Sepasang mata Sowon memanas, sorotnya menajam sehingga Yerin yang melihatnya menjadi semakin tertantang untuk lanjut menjelaskan. Dia menjadi saksi bisu bagaimana bayi itu dibawa pergi oleh Kim Jisoo, dan mendengar secara jelas bagaimana Hwang Minhyun memberinya perintah keji.

"Apakah aku pernah bertemu dengan anak itu?" tanya Sowon.

"Ya."

"Hwang Minhyun." Sowon menggeram tak terima, kedua tangannya mengepal. "Apakah dia sudah pulang?"

"Tentu, dia pasti sedang menunggumu."

Sowon beranjak berdiri, ia melangkah lebar dari ruangan terkhusus untuk memanjakan dirinya itu. Begitu keluar dari ruangan, ia disambut dengan senyuman sumringah Hwang Minhyun.

PLAK!

Keras sekali Sowon melayangkan tamparannya, sehingga Minhyun menoleh dengan amarah yang membekas di dalam dirinya.

"Katakan bahwa kamu ... tidak benar-benar membuang bayiku."

"S-sayang, apa yang kamu—"

"KENAPA KAMU MELAKUKAN ITU KEPADA PUTRIMU SENDIRI, KENAPA?" jerit Sowon frustasi, ia lantas meraih kerah baju Minhyun dan mencengkramnya. "Di mana letak hatimu? Mengapa kamu ... tega melakukan semua itu kepada mereka berdua, KENAPA?"

Minhyun terpantau menelan salivanya dengan susah payah, wajahnya memerah meredam amarah.

"Selama ini aku diam ketika Umji disiksa olehmu hanya karena nilainya tidak mencapai ekspektasimu, lalu kamu ... membuang kembarannya, iya?" Sowon semakin kuat mencengkram kerah bajunya. "KENAPA? KENAPA? KENAPA?"

"Sowon ah, dengar aku—"

Sowon mendorongnya dengan kasar, ia melangkah lebar dan masuk ke kamar.

BLAM!

Pintunya didorong secara kasar, lalu secara otomatis terkunci dari dalam.

"YAAAAAAAAAKKKKK!"

Sowon menjerit frustasi, ia menghempas apapun yang berada di kamarnya, membuat suasana di kamar tersebut menjadi berantakan. Tubuhnya lemah tak berdaya, ia terduduk di dekat ranjangnya dan menyandar pada tepian ranjang tersebut.

Sowon meringkuk di sana, ia menyandarkan punggungnya itu ke tepian ranjang. Suasana kamar ini benar-benar berantakan, seluruh pajangan meninggalkan tempatnya, juga sprei yang dibuat tak beraturan.

Kedua bahunya bergerak naik turun, menandakan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja sekarang. Disaat Sowon termenung dalam kesenduan di kamarnya, di depan pintu kamar Minhyun terus mengetuk pintu. Sowon mengunci dirinya di kamar sekarang, ada perdebatan yang membuat suatu hubungan retak.

Dari kejauhan, Jung Yerin berdiri dengan senyuman penuh artinya. Dia pun tampak geleng-geleng kepala melihat drama keluarga tersebut. Sungguh menyedihkan.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang