10. Separated : Sikap Orang Tua

213 57 47
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

Pesan dari Ibu Soo :
'Kenapa belum pulang? Bisa kirim alamat saat ini?'

Sebenarnya Sinb sudah berdiri di depan rumah sekarang, dia sedang merenungi hal yang membuat hari ini menjadi lebih berat. Dia tidak pernah menyangka bahwa seseorang yang terlihat baik di depan banyak orang justru bersikap sebaliknya saat bertemu di tempat berbeda.

"Putriku."

Sinb mengangkat pandangannya, ia mengulum senyuman saat melihat Jinyoung di depan sana. Pria Park melangkah lebar, ia menghampiri putrinya yang baru pulang setelah izin melaksanakan pelajaran tambahan.

"Ayo masuk, udara malam ini sangat dingin," kata Jinyoung sambil memeluk putrinya dari samping. "Ayo!"

Kesadaran dalam diri Sinb sedang tidak begitu sempurna sekarang, apalagi ketika Ayahnya datang memberi perhatian seperti ini. Rasanya dia tidak senang dihina sebagai orang miskin oleh Si Kaya itu, padahal ingin bersikap biasa saja, tetapi keadaan justru mengubah segalanya.

"Kamu harus pindah sekolah saja," kata Jinyoung. "Ayah tidak suka jika kamu pulang selarut ini dan kelelahan."

"Tidak," tolak Sinb. "Kurasa sekolah itu bisa membantu keluarga kita untuk bangkit."

"Maksud kamu?"

"Jadi, di sekolah itu ada pelajaran tambahan yang bisa menghasilkan uang Ayah. Jadi beberapa murid banyak yang mengikuti pelajaran tambahan itu karena mendapatkan uang."

"Tapi Sinb yya," panggil Jinyoung. "Kamu masih remaja, kamu masih harus menikmati masa sekolah kamu. Uang biar Ayah yang mencarinya, itu tanggung jawab Ayah."

"Aku tahu, Ayah," kata Sinb. "Tapi bayangkan, aku mendapatkan ilmu yang baru dan aku juga mendapatkan uang. Menarik, bukan?"

"Tidak ada yang menarik dari uang, uang bisa membunuh kewarasanmu."

Ujaran itu berasal dari Jisoo, seseorang yang entah sejak kapan duduk di sofa dan membelakangi mereka. Wanita Kim beranjak, ia melangkah menghampiri dua orang tersebut.

"Ibu," panggil Sinb.

"Jangan ambil pelajaran tambahan itu, tetap fokus pada pelajaran inti saja."

"Tapi ini wajib, Ibu."

"Kewajiban tidak terlalu banyak menyita waktumu, ambil saja pelajaran yang seharusnya, tidak dengan pelajaran tambahan. Bayaran? Tidak ada pelajaran tambahan yang dibayar, yang ada gurunya mendapatkan bayaran," perjelas Jisoo.

"Uangnya bisa membantu—"

"Kamu ke sekolah karena beasiswa, ekonomi kita tidak tercekik karena biaya sekolah kamu, ingat itu," potong Jisoo. "Jadi, jika kamu sampai mengambil lagi pelajaran tambahan itu, lebih baik tinggalkan sekolahnya."

Sinb tertunduk, hilang sudah keberanian untuk melawan Sang ibu. Nyalinya menciut ketika mendengar bagaimana nada bicara ibunya, apalagi melihat sorotnya yang menajam. Sepertinya ia gagal mencari alasan, karena sekarang dia harus siap kehilangan pekerjaan itu.

"Masuk ke kamar," kata Jisoo. "Air hangatnya sudah dingin karena terlalu lama menunggu, jadi tidurlah."

"Ya."

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

"Hwang Umji, bangun."

Umji terperanjat saat tidurnya diusik oleh kedatangan Sang ayah, ia kontan beranjak duduk dan mengangkat kedua lututnya hingga menyentuh dada. Di hadapannya saat ini ada Hwang Minhyun, sesosok ayah yang selalu ia banggakan karena memiliki segalanya.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang