21. Separated : Sang Villain Sesungguhnya

288 65 50
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

Sowon dan Jisoo berbagi tempat duduk, mereka berada di taman rumah sakit sekarang, membiarkan Si Kembar yang sampai sekarang belum saling mengetahui bermain di sana. Kedua ibu tersebut sedang memegangi satu cup kopi, sebagai teman berbincang.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Jisoo.

"Seperti yang kamu lihat sekarang. Aku sudah lebih baik," jawab Sowon.

"Aku terkejut mendengar kabar bahwa kamu kecelakaan, lebih terkejut lagi saat tahu ternyata kamu bunuh diri," tutur Jisoo. "Tapi, Yerin datang kepadaku dengan kabar baik, dia berbisik padaku bahwa kamu ... masih hidup."

Sowon menghembuskan napas panjang. "Begitulah. Ceritanya panjang, aku pikir rencana untuk menghancurkan Hwang Minhyun itu mudah. Tapi sulit."

"Kenapa?" tanya Jisoo. "Kalian terlihat harmonis."

"Tidak, dia adalah pria bajingan. Dia bahkan melecehkan Yerin, dan saat mengetahui putriku dilukai, aku merasa bahwa dia harus segera dihancurkan."

"Begitu rupanya." Jisoo menatap Sinb yang sedang berbicara dengan Umji di sana. "Lalu, bagaimana kondisi Yerin sekarang?"

Sowon menghembuskan napas berat kali ini, ia mendongak menahan air mata yang hendak jatuh. Mendengar nama Yerin saja sudah membuatnya sesak, tidak bisa dibayangkan bagaimana terlukanya Yerin saat mendengar bahwa rahimnya diangkat.

"Dokter akan melakukan tindakan mengangkat rahimnya, benturan yang keras itu mengakibatkan keguguran cukup fatal, sehingga tidak ada pilihan lain," jelas Sowon.

"Bagaimana ini?" Jisoo bertanya pilu.

"Entahlah, aku harus siap dibenci oleh Yerin saja," kata Sowon pedih. "Karena aku, dia harus kehilangan janin dan rahimnya."

Jisoo menoleh, ia mengangkat sebelah tangannya dan menepuk-nepuk bahu Sowon. Sowon balas menoleh, ia melihat ke arah tangan Jisoo yang berada di bahunya.

"Kamu benar-benar melukai diri kamu hari itu?" tanya Jisoo.

"Ya."

Sowon menunjukan bekas jahitan di lengannya, tentulah hal itu membuat Jisoo terkejut.

"Syukurlah hari itu Sinb datang tepat waktu," kata Sowon. "Dia berteriak dan Yerin segera menahan pendarahan di lenganku. Jika sampai terlambat satu detik saja, mungkin aku selesai hari itu juga."

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Jisoo kesal. "Apakah kamu tidak memikirkan bagaimana kehidupan Umji apabila kamu melakukan semua itu? Bagaimana jika seandainya kamu tak terselamatkan?"

"Ada Yerin." Sowon menjawab tanpa ragu. "Dia menyayangi Umji. Dari kecil Umji dirawat oleh Yerin, jadi Yerin sudah seperti Ibu kedua untuknya."

"Tapi tetap saja, kamu Ibu kandungnya, Sowon." Jisoo mengingatkan.

"Benar. Aku Ibu kandungnya," balas Sowon setuju. "Soo yya, Sinb putriku?"

Jisoo spontan memalingkan pandangannya ke sembarang arah, tangannya itu kontan mengepal karena tidak tahu harus mengatakan apa sekarang. Jika dia mengatakan hal sejujurnya, maka dia harus siap merelakan Sinb, tapi jika dia berbohong, sama saja menjauhkan hubungan ibu dan anak.

"Tidak apa-apa, Soo," ujar Sowon. "Kita bisa berbagi waktu dengannya. Misalkan tiga hari di rumahmu, tiga hari di rumahku, begitu saja terus."

Jisoo menoleh dengan terkejut. "Kamu tidak akan mengambil Sinb dari aku sepenuhnya?"

"Membayangkan saja menyakitkan, kamu menyelamatkan putriku, apakah aku akan sejahat itu?"

"Tapi Sowon ah, maaf."

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang