03. Separated : Kebetulan Bertemu

289 64 30
                                    

- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -

"Kamu bercanda?"

"Sayang, bukankah itu hal yang baik untuknya?"

"Kurasa aku tidak pernah siap mengatakan ini kepada suamiku, tapi ... kamu gila?"

"Ini impiannya, biarkan dia ke sekolah itu."

"Chaeyoung, bagaimana? Kenapa dia sekolah di sekolah biasa, hah? KENAPA?"

"Chae—"

"Aku ... tidak akan pernah memberinya izin ke sekolah itu."

Chaeyoung melirik ke pintu utama yang terbuka, Sinb belum pulang sejak pamit membeli camilan. Tidak mau Sinb mendengar perdebatan kedua orang tua mereka, Chaeyoung memutuskan keluar rumah saja dan menunggu Sinb.

Kemarin malam Jisoo mendengar semua percakapan kedua anak gadisnya, dan malam ini dia marah-marah karena tak setuju jika Sinb melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Seni HwangGeum.

"Sinb yya!"

"Kenapa? Kenapa? Kenapa?"

"Bisakah kamu menemani Eonnie? Ada sesuatu yang harus Eonnie beli."

"Kenapa tidak dari tadi, sih?" tanya Sinb memelas. "Aku lelah harus berjalan ke sana lagi, Eonnie~"

Chaeyoung meraih kedua bahu Sinb, membalikan posisi adiknya hingga menghadap ke jalanan untuk kembali ke swalayan terdekat. Meskipun Sinb sudah kehilangan selera berjalan, tapi saat mendengar Chaeyoung akan mentraktir ke resto seafood ia menjadi lebih bersemangat.

Hubungan mereka benar-benar hangat, Chaeyoung tidak akan pernah lupa siapa anak kecil yang menyelamatkan hidupnya di masa lalu.

"Bagaimana aku memberitahu Ibu kalau aku mendapat beasiswa di Sekolah Seni HwangGeum?" tanya Sinb.

"Tidak apa-apa, Eonnie yang akan berbicara dengan Ibu, jangan khawatir."

Sinb mengerucutkan bibirnya gemas. "Eonnie~"

Chaeyoung tersenyum lebar saat Sinb dengan senang memeluknya, memang kalau ada maunya dia pasti akan bersikap manis. Contohnya sekarang, biasanya juga tidak suka pelukan, tiba-tiba memeluk.

"Tidak salah aku lahir di rahim Ibu dan menjadi adikmu," kata Sinb penuh rasa syukur. "Andai saja aku laki-laki, sudah aku jadikan Eonnie sebagai kekasihku."

Chaeyoung mendorong Sinb dari dekapannya, ia bergidik ngeri sambil tak lupa mencubit pipi gembul adiknya ini.

"Shireo~" tolak Chaeyoung. "Aku tidak mau pacaran dengan bayi besar seperti dirimu, shireo."

"Eonnie, kenapa?" tanya Sinb bersedih. "Kamu baru saja membuat hatiku patah, membuat jantungku jatuh, akh!" Sinb berlagak tertusuk di dadanya.

Chaeyoung menyentil kening Sinb gemas. "Biarlah kita seperti ini, kita bisa tidur bersama, mandi bersama, juga kita ... bisa ke mana-mana tanpa rasa canggung."

"Ah, begitu rupanya." Sinb mengerti sekarang. "Tapi, nanti Eonnie jangan pergi, ya. Aku tidak punya teman, selain Eonnie."

"Lagipula siapa yang mau meninggalkan adik semanis dirimu, sih?" Chaeyoung memeluk Sinb erat. "Aku menyayangimu, aku akan melindungimu, selamanya."

"Selamanya?"

"Ya, selamanya!"

Pelukan itu berganti menjadi rangkulan di bahu, keduanya berjalan beriringan di tepian jalan sambil terus berbincang. Begini jadinya kalau mempunyai saudara yang sejalan, pasti nyaman saat diajak bicara.

SeparatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang