- 𝐒𝐄𝐏𝐀𝐑𝐀𝐓𝐄𝐃 -
Menjadi bagian dari Sekolah Seni HwangGeum merupakan impian bagi para penikmat seni. Di dalamnya terdapat berbagai kesenian yang akan membimbing para muridnya untuk mengasah kemampuan seni mereka. Entah itu seni tari, seni musik ataupun seni rupa.
Dan Sinb berdiri di depan gedung megah Sekolah Seni HwangGeum itu, ia memakai seragam yang telah disediakan oleh pihak sekolah dan diambil olehnya dua hari sebelum masuk sekolah.
Murid-murid berdatangan, mereka memasuki gedung sekolah dan memeriksa majalah dinding untuk memastikan kelas. Sinb menghampiri majalah dinding yang tidak begitu ramai, ia terperanjat saat menemukan namanya berada di nomor ke-dua dari ratusan murid. Hal yang paling membuatnya terkejut ialah nilai yang terpampang secara jelas di sana.
Sinb tidak mau berlarut dalam rasa terkejutnya, ia segera memotret daftar tersebut untuk ditunjukan kepada Sang kakak. Chaeyoung pasti bangga.
"Hwang Umji datang!"
"Daebak, dia seperti princess dengan bandana merah muda itu."
"Wow, dia cantik sekali."
"Keren."
"Senyumannya sangat manis, dia terlihat seperti seorang putri dari kerajaan."
"Bidadari yang tertinggal di bumi, Hwang Umji."
"Dewi kecantikan, Hwang Umji."
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa Hwang Umji dibekali wajah menawan setara dengan statusnya sebagai anak tunggal konglomerat. Dia membalas setiap pujian dengan senyuman manisnya, dia juga tak lupa untuk menyapa teman-teman barunya seramah mungkin.
"YA!" teriak Kyulkyung heboh. "Umji, lihatlah!"
Kyulkyung datang-datang langsung menyeret lengan Umji, membawanya ke hadapan daftar nilai beserta kelas yang ditentukan.
"Lihatlah, kamu berada di posisi paling atas!" serunya dengan penuh semangat.
Umji tersenyum kikuk. "Tidak, jangan berlebihan Kyulkyung."
Tepukan tangan menyambut sehingga membuat Umji tak bisa menahan senyumannya. Ia membungkuk ramah sebagai ungkapan terima kasih atas tepukan tangan mereka pada dirinya.
"Keren~" puji Kyulkyung sambil menyenggol lengan Umji. "Sudah pasti suara kamu itu mendapatkan nilai yang sempurna, tidak diragukan lagi."
"Tidak, jangan berlebihan," ucap Umji malu-malu.
"Umji, selamat!" Sinb berseru dan membuat seluruh atensi kontan beralih padanya.
Umji merasa tidak asing dengan suara itu, ia berbalik dan menghadap langsung ke arah Park Sinb yang saat ini berdiri dengan senyumannya. Kyulkyung melangkah mendekati Sinb, ia memicingkan mata membaca nama yang menempel di dada Sinb.
"Park Sinb," baca Kyulkyung. "K-kamu Park Sinb?"
"Ya."
"Keren, nilai kamu nyaris sempurna!" puji Kyulkyung. "Lihatlah, hanya berbeda satu poin saja."
Dan tepukan tangan kembali terdengar, kali ini mereka bertepuk tangan untuk Park Sinb. Umji cukup tahu, ia ikut tepuk tangan dan tersenyum, menutupi segala rasa kesal yang memenuhi dirinya saat ini. Dia pandai memainkan ekspresinya.
"Gila!" Kyulkyung membekap mulutnya sendiri. "Kamu ... satu kelas dengan Umji, dong?"
"Y-ya?" Sinb bertanya karena belum membaca secara detail.
"Lihatlah!" Kyulkyung menunjuknya. "Hebat, kamu hebat bisa berada di kelas A, hebat!"
Sinb tersenyum kikuk. "Tidak, itu bukan hal yang perlu dibanggakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated
Fanfiction[COMPLETED] Tentang Sinb yang hidup cukup di keluarga sederhana, dan Umji yang hidup berkecukupan di keluarga penuh drama.