2. Ketahuan

25 8 4
                                    

“Bisa dikatakan seperti itu, ya memang sebenarnya aku adalah manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Bisa dikatakan seperti itu, ya memang sebenarnya aku adalah manusia. Hanya saja dunia kita berbeda. Dan aku dikutuk karena suatu kejadian yang mengubahku menjadi sebuah cermin.

Kutukan itu tidak akan hilang jika bukan cinta sejatinya. Dengan kata lain, kamu adalah gadisku mulai sekarang, kamu milikku dan tak ada yang boleh memilikimu selain aku Arabella Raina Alesya,” perkataan Aaron seolah mengguncang dunia, angin berhembus dengan kencang, dan setelahnya hujan ikut menyertai.

Sebenarnya ada apa?

Pikiran Ara terlalu berkecamuk mendengar pernyataan Aaron.

“Tapi… apa kamu yakin?” tanya Ara memastikan. Pandangannya beralih ke balkon kamar, dimana di luar sana hujan begitu lebat. Ada perasaan heran ketika Ara melihat itu, mengapa bisa hujan? Bukan kah tadi langit begitu cerah karena sinar rembulan?

Lelaki berparas tampan dan gagah itu berkata dengan tatapan lembutnya, “Jika kamu meragukan diriku karena fisikmu, kamu salah besar. Siapapun perempuan yang telah membebaskanku maka aku akan mencintainya dengan sepenuh hati. Karena itulah, maukah kamu menjadi pendamping hidupku?”

Ara yang melihat kearah balkon seketika mengalihkan pandangannya kepada lelaki di hadapannya.

“Aku...” lelaki itu sengaja menggantung kalimatnya. Ara menunggu apa yang akan lelaki itu katakan.

“Aku tidak menerima penolakan,” lanjutnya dengan wajah menampilkan seringaian.

“Kalau begitu ngapain kamu bertanya?!” tanya Ara dengan kesal.

“Ha… ha… ha… Kamu lucu sekali manis.” Aaron tak kuasa menahan tawanya. Bukannya menjawab, lelaki itu malah tertawa seakan baginya gadis yang ada dihadapannya itu adalah sesosok penghibur.

“Ish… Ka —”

Tok… Tok…

 

Ucapan Ara terpotong oleh suara yang berasal dari pintu. Mereka berdua saling pandang dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Mereka beralih menatap ke arah pintu.

 

“Ara, ini Mama. Kamu sedang berbicara dengan siapa? Kamu baik-baik saja kan nak?” Ara yang mendengar suara ketukan dan pertanyaan dari mamanya tentu saja terkejut. Ara langsung melihat Aaron.

“Tenang saja, aku akan menjelaskannya.” Aaron menjawabnya dengan tenang.

Ara pun berjalan mendekati pintu, ketika berada di depan pintu ia membukakan pintu untuk mamanya. Ketika pintu telah terbuka sepenuhnya, Mama Ara terkejut mendapati seorang lelaki berpenampilan bangsawan dan berparas rupawan ada di kamar anaknya.



—‐—‐—‐—TBC —‐—‐—‐—

Next gak?

Jangan lupa bintangnya.

PiovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang