27. Pemanggilan Jiwa

9 6 0
                                        

“Sudah anak-anak, Ibu ingin kalian menunjukkan kalian satu-satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sudah anak-anak, Ibu ingin kalian menunjukkan kalian satu-satu. Ayo maju kedepan ketika nama kalian dipanggil sesuai absen ya!”

“Baik bu!”

“Anya Geslyn"

Anya menunjukkan kekuatan airnya. Ia membentuk sebuah patung mermaid yang sedang memainkan alat musik dari air itu. Anak lain pun bertepuk tangan.

“Anya, apa kamu sudah berteman dengan jiwa dari kekuatanmu?”

“Tentu bu, ia bernama Aya.”

“Bagus. Ingat anak-anak, berteman… bukan memperbudak jiwa kekuatan kalian. Kalian juga akan terkena malapetaka jika memperbudak mereka. Mengerti?”

“Mengerti bu!” balas murid-murid serentak.

“Arabella Raina Alesya”

Ara pun maju kembali. Ara bingung harus melakukan apa. Hingga akhirnya ia mulai angkat bicara, “Emm saya tidak tahu bu, ini pertama kalinya bagi saya mempelajari ilmu sihir. Saya belum tahu ilmu dasar-dasarnya,”

“Kamu hanya tinggal membayangkan dalam pikiran apa yang ingin kamu lakukan. Lalu ayunkan tongkatmu. Mungkin kamu belum bertemu dengan jiwamu, akan saya bantu. Tunggu sebentar saya akan memanggil Pak Gilang untuk membantu saya memanggil jiwa dari kekuatanmu.” Bu Rifa mulai melakukan telepati pada Pak Gilang.

Tok… Tok…

“Silahkan masuk,”

“Selamat siang bu,”

“Selamat siang pak,”

“Baiklah saya sudah tahu tujuan saya kemari, jadi langsung saja.” Guru yang masih terbilang muda dengan paras tak biasa alias tampan itu mulai merapalkan mantra. Bu Rifa dengan suara pelan memerintahkan Dirga untuk membawakan kursi Ara. Dirga pun menurut, dan diam disebelah Ara.

Seketika Ara mulai merasa pusing. Dan ia pun pingsan. Dirga yang berada di sebelahnya menangkap Ara dan mendudukannya pada kursi tadi.







—‐—‐—‐—TBC —‐—‐—‐—

Next gak?

Jangan lupa bintangnya.

PiovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang