12. Paman?!

6 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mereka tiba di depan sebuah pintu bercorak awan. Lelaki berambut perak mulai munjularkan tangannya untuk mengetuk pintu.

Toktok…  Toktok…


Ketukan itu berbunyi dua kali-dua kali, agak berbeda dari biasanya. Ara dan yang lainnya merasa heran. Tak lama pintu itu terbuka dengan sendirinya.

“Rupanya sihir,” batin mereka bersamaan. Ya mereka lupa jika sekarang tempat mereka berada adalah serba sihir.

Mereka masuk ke dalam ruangan yang luas itu. Di sana terdapat dua orang berparas tampan dan gagah yang sedang menatap mereka lekat, mungkin lebih tepatnya pada seorang gadis yang berada ditengah-tengah kerumunan lelaki itu.


Ya bisa dikatakan hanya Ara yang perempuan sendiri di ruangan itu, sedangkan yang lainnya lelaki termasuk dua orang yang menatap lekat Ara sedari tadi.


“Hormat kami pangeran,” ujar dua orang penjaga gerbang tadi menunduk dan berucap secara bersamaan.


Seorang lelaki yang sedang duduk dikursi kebesarannya itu mengangguk dan berkata, “Duduklah”.


Mereka pun mendudukan dirinya di sofa yang berada di ruangan itu, yang tentu saja di sofa itu terdapat orang lain yang mendudukinya. Orang yang duduk di sofa itu memiliki rambut berwarna blonde atau pirang. Bukan hanya ia saja, ternyata lelaki yang sedang duduk di kursi kerjanya ternyata berambut pirang juga. Dan kini lelaki itu menghampiri mereka, ikut duduk di sofa yang kosong.


“Selamat datang di sekolah kami,” ujar lelaki yang duduk di dekat Alvin.

“Selamat datang keponakanku,” ujar lelaki satunya dengan senyuman tipis dan wajah cukup dingin.



“Siapa?!” tanya Ara spontan setelah lama berdiam diri, menahan semua  rasa penasarannya.





—‐—‐—‐—TBC —‐—‐—‐—

Next gak?

Jangan lupa bintangnya.

PiovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang