10. Perpisahan?

7 6 2
                                    

"Mama tahu kamu bingung Ra, maaf merahasiakan hal ini sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mama tahu kamu bingung Ra, maaf merahasiakan hal ini sebelumnya. Satu yang pasti, itu adalah marga keluarga kerajaan. Tapi bukan dari dunia ini, kamu bisa mengetahuinya nanti setelah kamu masuk ke dunia sihir. Dan dunia itu berada di atas langit. Dan kami ingin memberitahumu bahwa kami adalah peramal itu," jelas Antasia.

"Kami sengaja membawamu ke sini karena nyawamu begitu terancam jika di sana, tentu saja orang tuamu mengetahui hal itu walau dengan berat hati." lanjut Antasia.

"Sekarang sudah waktunya. Ini tongkatmu, kamu harus menggunakan tongkat ini dengan sebaik mungkin. Jangan sampai hilang." tegas Anggara. Ara pun menerima tongkat itu. Ara terpukau dengan tongkat sihir yang diberikan, tongkat yang sepanjang pergelangan sikunya itu berhiaskan berlian yang agak besar, sebesar genggaman jarinya.

"Bagaimana cara menggunakannya pa?" tanya Ara sambil mengayunkan-ayunkan tongkatnya.

"Tongkat sihir itu belum bereaksi karena kamu harus menaruh darahmu diatas berlian itu, sekarang cobalah tusuk jarimu dan letakkan tanganmu diatas berlian itu. Maka tongkat itu akan menjadi milikmu sepenuhnya." ujar Antasia.

Ara pun mengikuti arahan dari orang tua angkatnya. Berlian itu mengeluarkan sihir warna-warni. Dan apa yang terjadi? Rambut Ara juga ikut berwarna seperti berlian itu.

"Bagus, tongkat sihir itu akan mengirimkanmu tepat dihadapan pintu gerbang academy, disitu kamu akan mulai belajar sihir. Untuk sekarang, tongkatmu akan menjadi putih kembali begitupun dengan warna rambutmu akan kembali seperti semula. Nanti jika di academy, kamu harus sembunyikan dulu kekuatanmu, kamu adalah orang terpilih selanjutnya, maka keberadaanmu akan terancam jika orang-orang itu tahu tentang keberadaanmu. Walau tongkat itu tidak bisa menyembunyikan kekuatanmu sepenuhnya, karena itu tergantung tongkatnya sendiri mau bagaimana. Jika waktunya telah tiba maka ia akan berwarna sepenuhnya seperti tadi. Ingat pesan kami, Jaga dirimu baik-baik di sana. Jangan sampai lengah, kami tahu kamu anak yang cerdas nak." jelas Anggara dengan mata yang memerah menahan tangis. Ara sudah ia anggap putri kandungnya sendiri, bertahun-tahun ia dan istrinya merawatnya siapa yang tak akan sedih akan hal itu.

"Jaga dirimu dek, kami-" ucapan Alvin terpotong oleh mamanya.

"He anak bandel, kamu tuh ya, kamu ucapin perpisahan ke Ara?" tanya Antasia sambil menjewer telinga Alvin.

"Awh... awh... Mama... lepaskan, sakit nih! Kan emang mau berpisahkan ma?" tanya Alvin memastikan.

Antasia dengan senyum jahilnya menjawab "Kata siapa kalian akan berpisah justru kalian akan menemani adek kalian disana,"

"APA?!" sahut mereka bersamaan.







—‐—‐—‐—TBC —‐—‐—‐—

Next gak?

Jangan lupa bintangnya.

PiovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang