17. Bukan Hinaan?? Tapi Pujian?!

6 5 0
                                    

Sesampainya di atas panggung, Ara melihat ribuan pasang mata melihat dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di atas panggung, Ara melihat ribuan pasang mata melihat dirinya. Ara yang memposisikan dirinya di tengah kakak-kakaknya pun gugup. Ia menggengam erat kaos oblong yang ia pakai, ia tidak sempat menggantinya ke seragam toh keempat kakaknya juga begitu. Lagian mereka murid baru jadi wajar saja.

"Saya Alfanzy Anggara Altezza, Alfa." Ujar Alfanzy dengan singkat, padat dan jelas.

"Saya Alzero Anggara Altezza, Zero." Alzero pun mengikuti sang kakak. Karena ia adalah panutannya dari dulu.

Ara diam, padahal sekarang gilirannya. Alvaro menggengam tangannya menenangkan sang adik.

"Alvaro Anggara Altezza, Varo." ujar Alvaro singkat dengan raut muka yang tak bersahabat. Ia melihat mata para lelaki yang menatap adiknya minat, dan para perempuan yang menatap Ara tak pantas.

"Kenalin gua Alvin Anggara Altezza, panggil Al bisa tapi entar kakak-kakak gua juga ikut kepanggil jadi vin aja deh ya, " sahut Alvin dengan menebar senyum buayanya.

Semua mata memandang Ara sekarang. Ara menunduk, menghela napas lalu kembali mengangkat kepalanya dengan berani. Dengan lantan ia mengatakan, "Namaku Arabella Raina Alesya A. Salam kenal semua,"

"Salam kenal manis!" sahut para siswa. Ara kaget mendengarnya, ia kira akan mendapatkan celaan lagi, tapi ternyata tidak seburuk itu.

"Wah-wah, sepertinya para penonton setuju dengan pemikiran saya bahwa kamu sangat manis. Oh ya nama akhiran kamu A juga tuh, apakah sama dengan keempat lelaki ini?" sang MC begitu antusias menanyai Ara.

"Tidak, marga kami... berbeda. Namun mereka kakakku yang telah menjagaku dengan segenap hati mereka. Jadi aku sangat sayang sama kakak-kakakku," Mata Ara berbinarkala mengatakannya.

"Polos banget njir mukanya,"

"Bego, kok bisa ya dia semanis itu."

"Dia pake pelet apa sih? Kok dia manis banget saat senyum gitu, padahal dia gak cantik-cantik banget."

"Gua setuju bro. Dia manis juga gak ngebosenin. Gak kayak orang cantik tapi ngebosenin."

"Tumben lu kalau ngomong bener,"

"Serah lu ae lah, kang parkir."

Begitulah bisik-bisik yang terdengar diantara kalangan anak laki-laki di sekolah itu.

Ara yang mendengar hal itu menunduk, pipinya merah merona.

-‐-‐-‐-TBC -‐-‐-‐-

Next gak?

Jangan lupa bintangnya.

PiovereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang