Pagi-pagi Karina dikejutkan dengan seorang pria gagah, tampan, elegan, terkenal dan kaya tengah bersender didinding sebelah pintu luar kosan Karina.
"Loh pak Jeno ngapain kesini?"
"mau ngajak kamu nikah"
"H-hah?!"
-
Karina Yoo, seorang administran...
Disebuah kafetaria sekolahan yang ada di Busan, terdapat seorang lelaki gendut yang tengah menghabiskan makanannya. Ia duduk disalah satu meja yang kosong, selalu sendirian seakan dia dikucilkan.
Lelaki itu memakan makanannya perlahan, meski disekitarannya banyak siswa siswa yang juga sedang makan dengan kawannya yang lainnya, entah kenapa hal itu tidak terlalu mengusik Jeno.
Sebelum 3 orang lelaki berjalan kesini dengan cara berjalannya yang arogan, salah satu orang dengan sengaja mendorong bahu Jeno yang sedang menyendok makanannya sehingga makanan tersebut jatuh kembali kenampan.
Sedangkan satu pria bertuliskan Park Jongseong di badgename nya tiba-tiba duduk dihadapan Jeno dengan senyum evil. "makan yang banyak ndut!" tanpa aba-aba, Jongseong mentumpahkan nampannya yang berisi sisa sisa makanan miliknya keatas nampan Jeno. "tuh gue tambahin! Hahaha" lelaki itu tertawa menggelegar tak senonoh, dan dua kawannya ikut tertawa seperti itu.
Jeno mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat sembari menahan tangis. Pria itu beranjak berdiri dengan kesal.
"heh heh heh, mau kemana lo?!" Tanya Park Jongseong dengan ekspresi tanda tanya sekaligus meremehkan.
Sementara Jeno mulai berjalan, namun salah satu kaki teman Jongseong dengan sengaja diarahkan ke kaki Jeno.
Brukk
Lelaki itu terjatuh dengan wajah yang mengenai nampan makanannya sehingga bisa ditebak sekarang wajah Jeno penuh dengan sisa makanan.
"HAHAHAHA" Sekarangpun bisa terdengar siswa-siswi di kafetaria yang bersorak bahagia, entah apa yang ada dipikiran mereka.
Prakk
Tanpa aba-aba seorang gadis yang baru saja datang melemparkan nampannya tepat diwajah gembira Jongseong.
Wajah siswa yang tadinya terlihat senang kini semuanya terkejut, terutama Jongseon itu sendiri. "Siapa lo?!" teriaknya sembari membersihkan makanan yang juga memenuhi wajahnya.
Sedangkan gadis itu-Karina-tak mempedulikan, ia membantu Jeno untuk berdiri dan membawanya kabur dari sini secepatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disaat bibir mereka saling melumat satu sama lain, tangan Jeno bergerak mendekati pengait bra milik Karina.
Namun sejurus kemudian gadis itu menghentikan kegiatannya dan menahan lengan kekar milik Jeno. "Diluar ada ibu sama Jisung, pak" ucap Karina yang lebih terdengar seperti berbisik, matanya kini hanya tertuju ke mata sayu milik Jeno yang masih terengah-engah.
Sebenarnya keduanya, nafas Jeno dan Karina terdengar seperti mereka barusaja selesai jogging mengelilingi komplek. Yang membuat Karina menyayangkan momen ini adalah, ia bisa mendengar detak jantung Jeno yang seperti akan meledak sekarang.