0.3 | SESEORANG YANG TIDAK ASING

124 14 10
                                    

Jika ada tombol riset dalam pikiran manusia, apa mungkin ada banyak orang yang menggunakannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada tombol riset dalam pikiran manusia, apa mungkin ada banyak orang yang menggunakannya?

-Next Time, Find Me in Our World-

...

Anda telah ditambahkan ke grup

Hanya sebuah kalimat yang setelahnya membuat ponsel dengan case bergambar semicolon itu terus berdenting, menampilkan notif dari nomor penghuni kelas yang tidak dikenal dan berhasil membuat Bintang mau tidak mau akhirnya meronggoh saku.

Sebelah alis Bintang terangkat. Tidak cukup dengan sebelah tangan yang memegang ponsel, sebelahnya juga ia gunakan untuk melepas ikatan tali sepatu, lalu pada akhirnya meletakkanya di rak tepat di koridor jalan pintu belakang.

Grup kelas, hm?

Oliver : save nomor gue, Tang.

Setengah hati Bintang menyimpan nomor itu, lalu akhirnya mmbalas pesan.

Bintang : udah

Oliver : Gimana hari pertama lo di Chandra Utama? Menyenengkhen bukhen?

Bintang tertawa hambar, dahinya mengernyit begitu saja saat melewati dapur dengan masakan yang seakan baru disajikan. Ah, bagaimana bisa ia lupa, saat masuk ke sini bukankah pintu tidak dikun--

"Bintang, kamu tidak apa Om tinggal sendirian?"

Kontan saja Bintang mengangkat kepala, memperhatikan pria paruh baya dengan kemeja dan ransel di punggung yang baru saja keluar kamar di lantai dua. Dari caranya mengenakan jam tangan tampak terburu-buru. Apa mungkin pria itu menyempatkan diri untuk pulang di tengah jadwal yang padat?

"Shift malam?" tebak Bintang.

"Tidak, tapi ada seminar dadakan. Kemungkinan Om pulang agak malam."

Bintang mengangguk paham, memasang wajah tidak enak. "Terima kasih untuk makanannya. Tadi pagi, Om juga sempat memasak dan mengan--"

"Tolong hidup dengan baik, ya?" Sebelah telapak tangan lebar itu mendarat di puncak kepala Bintang, lalu mengacaknya dengan gemas berhasil membuat Bintang menepisnya begitu saja, menatap tajam.

"Bisa berhenti memperlakukanku seperti anak kecil?" dengkus Bintang. "Aku mau istirahat dulu."

"Cih, sok dewasa." Pria itu menggerutu, jelas dapat didengar oleh Bintang yang membulatkan mata, menatap tidak terima. Ya, tidak cukup jika Bintang berkunjung ke rumah sakit, saat tinggal di rumah ini pun pria itu tak henti memperlakukannya seperti anak kecil, huh?

Mencecarnya dengan banyak pertanyaan yang harus Bintang jawab setengah hati, lalu perilaku hangat yang membuat Bintang seringkali menepis dan memicingkan mata, apalagi ....

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang