Membalaskan dendam memang menyenangkan, seperti berhasil meluapkan kemarahan yang menyesakkan dada. Namun setelah itu? Ya, setelahnya akan berubah menjadi beban berat akan rasa bersalah, dan ditambah dengan permasalahan yang ada masih terus mengikat
-Next Time, Find Me in Our World-
...
"Bernard! Seriusan viral lo! Gila! Masuk fyp cuy!"Langsung saja Oliver berlari masuk kelas dengan cepat, lalu bergelantungan tepat di punggung Bernard hingga membuat si pemilik tubuh gempal dengan ponsel di tangan itu, meringis.
Oliver tertawa puas, mengacak puncak kepala teman sekelasnya itu dengan kuat, tanpa peduli apakah pemilik itu senang ataukah tidak?
Bernard mendesis, melepaskan kedua tangan Oliver yang kini mengalungi lehernya. "Woi, Oliver! Ck! Mau bunuh gue lo? Lepasin!"
Begitulah suasana dari salah satu kelas bertingkat tiga di Chandra Utama. Di antara banyak kelas yang ada, hanya satu pemimpin yang ajaib selalu terpilih menjadi ketua dengan tingkah tengilnya.
Tidak ada aturan yang kaku dari Oliver. Semua bebas berkreasi asalkan yang dilakukan tidak merugikan siapa pun. Oliver yang selalu berisik memenuhi suaranya di mana saja, berlari, bahkan tak jarang bernyanyi ketika menyusuri kelas seakan lupa akan kodrat suaranya yang buta nada.
Anehnya, meskipun si berisik itu seringkali membuat penghuni kelas kesal, tetapi saat tidak datang sehari saja semuanya seakan kehilangan warna. Kelas kembali mencekam, penuh dengan murid yang dipenuhi ambisi dan tak lupa pula memiliki jiwa bersaing.
"Yang! Akhirnya Bernard viral! Buruan tagih uang kasnya!" Oliver tertawa terbahak, lalu berlari menyusuri deretan kursi menghindari kejaran Bernard.
Eve yang fokus dengan bacaan di tangan mendesis, memperhatikan ketua kelas yang bahkan ladang membuat tidak Eve mengerti di mana letak wibawanya? Parahnya, sekaan lupa mengapa memilih Oliver menjadi pacarnya?
"Yang! Yang! Lo pikir gue samyang!" ucap Eve, mendengkus kesal. "Biarin aja seminggu ini! Gue lagi belajar!"
"Selamat lo, Bernard. Ampun! Haha!" Oliver terbahak, tubuh atletis itu sampai terjatuh, lalu menyatukan kedua telapak tangan, menyerah akan dikejar Bernard. "Udah! Janji nggak ganggu."
"Ganggu lagi, gue embat Eve dari lo," ancam Bernard, tetapi nahas yang mendapat bulatan mata dari Eve, membuat kedua lelaki itu menelan ludah.
Buru-buru Oliver memalingkan wajah, membenarkan posisi duduknya di lantai kelas, sembari meronggoh ponsel di saku. "Gue mau putar sama share video lo, dah, Nard. Biar banyak yang terbantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]
Ficção AdolescenteMenurut Bintang, setiap kisah akan berakhir pada epilog nantinya. Begitu juga dengan hidupnya. Ia yang mulai menyerah, mendadak saja mengetahui tujuan hidup di saat detik-detik terakhir menghantuinya. Tidak ada tujuan baik yang terlintas, melainkan...