2.2 | IA TAHU KEBENARANNYA

62 7 0
                                    

Ia tahu kebenarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia tahu kebenarannya. Siapa dan apa yang terjadi, hanya saja sulit baginya untuk menerima apalagi pihak lawan menutupinya dan seolah bersikap tidak terjadi apa-apa

-Next Time, Find Me in Our World-

...

Tidak semudah itu bagi Binar untuk beristirahat meskipun pada akhirnya tubuh ini memberontak meminta jatah liburan. Ya, akan ia lakukan, tetapi melihat Bintang yang memutuskan untuk bersekolah, membuatnya berpikir untuk apa di rumah sendirian?

Menyendiri, menyebalkannya lagi akan ada banyak pikiran tidak penting yang mengambil alih.

Lift menuju lantai sembilan terbuka, dengan wajah lelahnya Binar melepaskan kancing kemeja bagian kerah lalu membuka salah satu pintu ruangan.

"Astaga! Makhluk dari mana!"

Binar tersentak langsung saja layangan bantal mendarat mulus pada bagian wajah, tepat sasaran. Antoni yang sedari tadi berbaring sembari menatap langit-langit, mendesis. "Reaksi lo biasa aja, bisa?"

"Lagian lo ada-ada aja. Mana ruangan lo? Minggir! Gue mau istirahat juga!" Langsung saja Binar menarik, hingga akhirnya terdengar bunyi begitu kuat. Antoni tergeletak di lantai begitu saja.

"Ye! Si curut!" Antoni meringis. Sadar seharusnya ia mencari tempat lebih baik, Antoni bangkit, di salah satu kursi berhadapan pada meja dengan barang yang tertumpuk. Buku-buku usang, cd lama, bahkan ada beberapa foto polaroid yang tergelat begitu saja tanpa niat disentuh oleh pemiliknya. "Gue jadi pengin bersihin ini meja, banyak amat debunya."

Binar yang baru saja meletakkan kepala ke bantal, kini menoleh, menatap tajam.

"Kenapa?" tantang Antoni, menepuk buku-buku lalu meletakkannya sementara ke kardus kosong. "Lo mau sampai kapan kayak gini terus, hm? Lo juga berhak bahagia kali, Ri. Jangan hukum diri lo kayak gini, etdah!"

"Berisik," umpat Binar, melepaskan kacamata, lalu memijit batang hidung dengan kuat. "Gue berusaha pelan-pelan buat bangkit."

"Pelan-pelan lo kelamaan, Ri!" Antoni menaikkan nada satu oktaf. Diraihnya beberapa foto polaroid lalu mengusapnya. Tampak seorang gadis berusia dua puluh tahunan akhir yang tersenyum senang, merangkul laki-laki sebaya sembari menempelkan pipi keduanya. "Kayaknya ini foto bagus kalau gue kirim ke Bin--"

Langsung saja Binar bangkit, menyambar lembaran foto begitu juga ponsel dari Antoni. "Jangan macam-macam lo, Ton. Gue nggak mau memperkeruh hidup Bintang. Cukup dia yang berusaha bangkit dari bayang-bayang yang abang gue lakukan, jangan sampai dia tahu kalau punya ayah kandung yang lepas tanggung jawab kayak gue."

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang