2.4 | BERDAMAI DENGAN SEMUANYA

65 7 2
                                    

Ada banyak kata yang ingin diucapkan, saat butiran pada jam pasir perlahan mulai menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak kata yang ingin diucapkan, saat butiran pada jam pasir perlahan mulai menghilang

-Next Time, Find Me in Our World-

...

"Tang, are you okay?"

Ruangan terdengar hening. Pasalnya, untuk kesekian kali guru pada jam pelajaran tertentu berhalangan untuk hadir dan sebagai gantinya para murid belajar mandiri. Ada yang memilih untuk tetap di kelas, ada yang memutuskan untuk di taman sekolah, dan tentu saja ada di perpustakaan, seperti ketiga orang di sana.

Oliver yang berdecak, menatap buku bank soal dengan frustasi.

Eve, mengerjakan beberapa soal dengan santai, lalu lanjut membaca novel di tangannya sebagai penyegar pikiran sejenak.

Sementara Bintang mengangguk pelan menanggapi ucapan Oliver sembari memijat kedua pelipisnya. "Lo sendiri aman, Ver? Ada soal yang buat lo bingung?"

"Nanti. Gue berusaha sendiri dulu," ucap Oliver, menyangga tutup pena pada mata, sesekali mengembus napas panjang.

Bintang beralih pada gadis di hadapannya. Tampak begitu menikmati hari-hari sekolah, meskipun dalam setengah menit terakhir seringkali memgecek ponsel. "Lo, Ve? Perlu bantuan?"

Eve menggeleng pelan, sekali lagi membuka kunci pada ponsel lalu secepat pula menutupnya. "Gue nggak sabar nunggu pengumuman kompetisi piano kemarin. Katanya hari ini, ya ... tapi beberapa jam lagi, sih."

"Gue yakin. Apa pun hasilnya, lo hebat, Ve." Bintang meletakkan pena yang entah berapa jam berada di genggaman, lalu meronggoh sesuatu dari saku jaketnya. "Bicara tentang tugas akhir ... gue boleh minta tolong sama kalian berdua?"

Langsung saja Oliver mengalihkan pandangan, begitu juga Eve yang mengangkat kedua alis.

"Tolong simpan ini." Bintan menyodorkan flashdisk, lalu secepat mungkin menyambar novel di tangan Eve, dan menekan ujung pena, mencoretnya bagian halaman depan buku.

Eve membulatkan mata. "Woi! Novel gue lo ap--"

"Lo pernah tanya, apa keahlian gue sampai bisa masuk ke Chandra Utama, kan?" Bintang mengembalikan ke pemilik, tersenyum sinis. "Makasih udah baca karya gue."

"Maksud ...." Eve membuka halaman depan buku, sontak saja mata itu membulat, menatap tidak percaya. "Lo ... serius? Ah, nggak. Nggak percaya gue. Lo iseng doang, terus supaya gue nggak marah karena udah coret novel gue, kan?"

Oliver yang juga duduk di seberang Bintang kini mendelik, mencondongkan tubuh, setengah berbisik. Meskipun siapa pun mengetahui, akan didengar oleh pihak lawan. "Jangan macam-macam lo, Tang. Eve paling sensitif soal novel-novelnya, pernah sekali gue pinjam buat tugas resensi, terus gue lupa pakai bookmark dan malah lipat ujung bukunya ... haish! Sebagai saudara yang baik, gue peringatkan lo nggak usah cari masalah, dah! Kacau urusannya!"

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang