Seperti bintang yang bersinar di langit malam, akankah kenangan indah dapat diraih di tengah lautan kesedihan?
- Next Time, Find Me in Our World -
...
Tidak. Bukan terdampar di tempat seperti ini yang Bintang inginkan.
Cowok dengan seragam putih abunya itu memperhatikan langit-langit ruangan. Mata bundarnya terbuka dan tertutup pelan sembari merebahkan kedua tangannya. Menyebalkan, ingin ia mengutuki, tetapi dengan mudah niat itu ditahan begitu mengingat ini tidak seberapa mengesalkan dibanding hari-hari yang dulu.
Hanya terdampar di ruangan remang milik rumah sakit. Digunakan khusus oleh beberapa staff sebagai tempat istirahat, apalagi bila padatnya jam bekerja. Tempat tidur, rak buku, meja belajar, kadang Bintang berpikir bukankah ini tidak jauh berbeda seperti ruangan di rumah?
Ah, Bintang bertaruh, pasti pamannya itu dulu jarang pulang dan lebih sering menginap di sini. Kedekatan yang baru-baru ia lakukan, bahkan Bintang baru mengenal bahwa pria menyebalkan itu termasuk anggota keluarganya. Ya, anggota keluarga dari pihak Papa, dan bodohnya pria yang biasa ia panggil Papa itu telah hidup bahagia bersama keluarga barunya.
Tidak masalah. Bintang memejamkan mata, kedua tangannya perlahan tergepal begitu hawa gelap dari dalam tubuh menguap begitu saja. Sebenarnya tidak masalah, apa pun keputusan Papa ia tidak akan peduli. Hanya saja, kejadian sebelum itu, yang dilakukan pria itu bersama Mama ketika masih bersatu, jelas terekam diingatan Bintang.
Ucapannya, sikapnya, akhir yang ia dapatkan ... Bintang menggertak gigi dengan kesal, sembari mengutuki pikirannya yang mudah sekali larut mengingat hal yang tidak menyenangkan.
"Sial," umpat Bintang, setengah memukul tempat tidur dengan tinggi selututnya. Tak ingin larut dalam pikiran, Bintang bangkit, duduk sembari memperhatikan judul deretan bacaan yang tertera di rak buku.
Berbicara tentang buku, tas, ponsel, dan laptop yang ia bawa ke sekolah kini tengah disita. Tanpa basa basi, pria bernama Binar itu langsung mengambil dan menyimpannya di ruang konsultasi lantai lima. Lantai sembilan ke lantai lima, bahkan berpikir untuk mengunjungi dengan lift saja membuat Bintang mual sendiri.
"Sedang apa?"
Bintang tersentak, pintu terbuka begitu saja, memperlihatkan seseorang dengan tekstur wajah yang bergaris keturunan campuran non asia, alisnya tebal, garis wajah yang tegas, tetapi ditutupi dengan senyuman dan sesekali sorot mata jailnya.
Ah, sekali melihatnya saja Bintang sudah menebak kalau ia akan menemukan Oliver kedua.
"Sepertinya ujian baru bagi Binar untuk menyuruhmu beristirahat." Pria berambut ikal itu duduk di tepian tempat tidur sembari memperhatikan sekeliling ruangan. Untuk Binar yang rapi dan bersih, ruangan ini seperti menunjukkan sisi lainnya. Ah, sisi yang sebenarnya mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]
Roman pour AdolescentsMenurut Bintang, setiap kisah akan berakhir pada epilog nantinya. Begitu juga dengan hidupnya. Ia yang mulai menyerah, mendadak saja mengetahui tujuan hidup di saat detik-detik terakhir menghantuinya. Tidak ada tujuan baik yang terlintas, melainkan...