Penyesalan seperti apa yang bisa diperbaiki? Bukankah semuanya tidak dapat diputar ulang kembali. Satu-satunya cara adalah melakukan hal terbaik dan tidak mengulang kesalahan yang sama di masa yang akan datang lagi
-Next Time, Find Me in Our World-
...
"Ri, istirahat dulu. Udah berapa lama lo kayak gini?"
Binar tidak berkutik, berhasil membuat Antoni kesekian kalinya mengembus napas berat, lalu menyodorkan sebotol air mineral tepat di hadapan wajah sahabatnya itu. Seminggu, Antoni benar-benar menandainya. Binar hanya akan bereaksi saat seseorang yang tertidur di brangkar ruang vip itu bangun.
Kondisi Bintang yang semakin menurun, seolah-olah turut menghisap energi Binar yang terbatas itu. Wajah bundar Binar yang tampak tersenyum lega dan menatap perhatian saat Bintang sadar, sungguh berbeda ketika anaknya itu mulai kembali beristirahat.
Sorot mata sayu dan kosong, tak hentinya menggenggam sebelah tangan Bintang seakan tidak ingin meninggalkan. Ingin rasanya Antoni tidak percaya, seberusaha seperti apa pun ia membujuk Binar, si keras kepala itu akan tetap pada posisinya, duduk di samping brangkar.
"Ri!" panggil Antoti tidak sabar lagi,
"Berisik, Ton. Jangan ganggu gue dulu," ucap Binar setengah bergumam.
Antoni memperhatikan objek perhatian, lalu mengembus napas panjang. Ya, sejenak ia mengutuki, mengapa sifat Binar begitu menurun pada Bintang. Seandainya Delvina jauh lebih banyak menurunkannya, mungkin akan jauh lebih mudah. Si ceria, akan tetapi seringkali mengeluh ketika mengalami sakit sedikit saja ... sungguh beda dengan Binar dan Bintang yang bahkan merasakan, tetapi kerap kali tidak yakin apakah rasa sakit itu nyata dan wajar untuk dikeluhkan?
"Kalau nggak mau gue ganggu, setidaknya lo minum dulu." Sekali lagi Antoni menyodorkan minuman, diambil oleh Binar tanpa semangat. "Gantian, Ri. Biar gue yang jaga Bintang. Lo istirahat sebentar, sana!"
Binar meneguk minuman. Untuk ke sekian kalinya, pria berkacamata itu menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]
Fiksi RemajaMenurut Bintang, setiap kisah akan berakhir pada epilog nantinya. Begitu juga dengan hidupnya. Ia yang mulai menyerah, mendadak saja mengetahui tujuan hidup di saat detik-detik terakhir menghantuinya. Tidak ada tujuan baik yang terlintas, melainkan...