9# Memangnya Boleh Secantik Ini?

60 7 2
                                    

Dia seperti kupu-kupu yang tidak tau seberapa memukau dirinya hingga banyak kumbang mulai iri dan menaruh benci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia seperti kupu-kupu yang tidak tau seberapa memukau dirinya hingga banyak kumbang mulai iri dan menaruh benci.
-Mahendra Vega-

••00••

Renika memang hanya bergelut dengan banyak sekali soal-soal matematika setiap harinya, jika gadis itu tidak ada di dalam kelas maka besar kemungkinan dirinya sedang mengasingkan diri menuju perpustakaan untuk mencari ketenangan. Namun setiap hari kamis pada jam makan siang dirinya akan menggunakan waktunya sebaik mungkin di gazebo dekat lapangan untuk membantu beberapa adik kelasnya yang kesulitan memahami rumus dalam pelajaran yang cukup di gemarinya.

"Lo tau El? Gue sering banget insecure sama Renika."

Rosetta duduk bersama dengan Gabriel di depan kelas mereka sambil melahap beberapa makanan ringan milik Bintang.

"Kok bisa?" Gabriel menautkan alisnya.

"Lo gak lihat dia itu cantik? Dia humble dan baiknya dia tuh udah level up."

"Lo gak ngerasa punya itu semua?"

Sebelum menjawab pertanyaan dari Gabriel gadis dengan rambut di cepol asal tersebut menghembus napasnya pelan, "Ren itu cantiknya beda, El, cantiknya dari hati. Lo bisa temuin banyak anak ambis di sekolah kita, tapi yang gak pelit bahkan bantuin orang lain sampe bener-bener bisa ya cuman dia. Personality-nya dia tuh bikin gue lupa gender." Rosetta terkekeh akan kata-katanya.

"Bahkan gue sempat ragu kalau Bintang itu suka sama gue, lihat aja mereka berdua seklop apa." lanjutnya memandang jauh Renika yang sedang duduk bersama beberapa adik tingkat di gazebo dekat lapangan.

"Dan lo kaget ternyata Bintang beneran suka sama lo?" hanya anggukan mantap yang menjadi jawaban.

"Rere itu- gimana ya gue jelasinnya. Dia tuh emang udah cocok banget buat jadi temen, Rose. Bahkan untuk punya perasaan satu langkah lebih maju aja kayaknya kita bakal keseret mundur deh, udah klop aja buat jadi partner gak lebih."

"Apa Bang Mahen juga kayak gitu ya?"

"Maksud lo?"

"Sama kayak kalian yang cuma bisa anggep Ren itu partner, apa Bang Mahen juga cuman anggep Ren partner?" Gabriel tidak menjawab, dia juga tidak mengerti jalan pikiran Mahendra.

"Gue selalu bilang sama Ren buat bertahan sedikit lagi, buat tunggu sebentar lagi. Tapi udah hampir setengah tahun pacaran dan mereka masih sama aja, El. Kadang gue mikir kalau Bintang bisa bantuin hubungan mereka tapi gue selalu keinget kata-kata dia."

"Emang dia bilang apa?"

"Perasaan gak bisa di paksa, gimanapun keadaannya perasaan gak pernah bisa dipaksa. Sama kayak Bang Jona yang lebih milih jatuh cinta sama Kak Hara yang jelas-jelas gak akan pernah bisa dimilikin begitupun Renika, dia lebih milih bertahan dalam hubungan dimana pemeran utama di cerita Bang Mahen masih aja masa lalunya."

Ripple || Mark Lee (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang