Sekeras apapun mencoba jika bukan kamu yang dia mau lantas bagaimana?
-Renika Catra-~••~
Malam tahun baru selalu identik dengan kembang api dan keramaian. Penjual jajanan akan mulai ramai menempati beberapa spot yang dirasa akan menguntungkan mereka jika membuka lapak disana. Semuanya terasa begitu menggembirakan dilihat dari atas sini, terasa menyenangkan meskipun Renika bukan bagian dari keramaian itu.
"Mau kesana?"
Suara lembut dari belakang telinganya membuat Renika menoleh lantas memberikan gelengan tipis sebagai jawaban. Lantas Mahendra melangkah kemudian berdiri di samping gadisnya.
"Yakin cuma berdiri aja disini, setauku kamu selalu suka keramaian?"
"Kak, aku tiba-tiba kepikiran. Kamu pernah ngerasa kosong gak meskipun ada di tempat padat kayak dibawah sana?"
Mahendra menoleh menatap sisi sebelah kanan dari paras Renika yang menatap senang ke arah kerumunan, malam ini rambut gadisnya di gerai dan diberi beberapa jepit lucu dikedua sisinya membuat si cantik nampak berbeda, ah Renika memang selalu cantik.
"Pernah."
"Kapan?"
Mata indah itu masih tidak lepas memandangi objek dihadapannya, Renika memang akan selalu menyukai keramaian. Berbeda dengan Mahendra yang lebih suka suasana sepi namun damai.
"Waktu aku ngerasa kehilangan alasan untuk ngelanjutin apa yang udah aku jalanin."
"Contohnya?"
Mahendra berganti posisi menatap penuh kearah gadisnya, memandangi paras ayu dihadapannya dengan tatapan memuja. Tidak banyak yang terjadi selain senyum manis itu semakin mengembang setelah melihat manusia yang semakin ramai.
"Waktu aku berusaha keras untuk jadi pemusik tapi Bang Jona tetap gak kasih restu."
Renika menoleh, mendapati Mahendra memandang intens ke arahnya membuatnya sedikit terkejut. Dirinya tiba-tiba kikuk tapi sebisa mungkin mengatasi perihal jantungnya yang kian berdebar tak karuan.
"Tapi udah dibolehin tuh, berarti harusnya kamu gak akan ngerasa kosong lagi. Iyakan?" senyum Mahendra terbit sangat tipis.
"Kalau gak ada kamu mungkin aku akan ngerasa jauh lebih kosong dari waktu itu, jadi kamu jangan kemana-mana ya?" Renika berkedip beberapa kali, kepalanya mencoba mencerna ucapan Mahendra yang seakan membuatnya melayang.
"Nggak! Stop disana! Jangan jatuh lebih dalam dari ini Renika Catra!"
"Emang aku mau kemana?" Renika tersenyum manis sambil kembali memusatkan pandangannya pada keramaian.
Waktu menunjukkan pukul sebelas lewat, itu tandanya sebentar lagi pesta pergantian tahun akan dimulai. Mahendra menggenggam tangan Renika lembut dan tanpa suara membawa gadis itu memasuki lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ripple || Mark Lee (Completed)✓
Fiksi Penggemar//Bagian Kedua Adinata Bersaudara// [Terima Kasih Telah Hadir] Semuanya memang terasa amat menyakitkan. Tapi mencintai memang tidak akan pernah mudah di lalui. "Biarin aku jatuh cinta semauku, Kak!" YanaClandestine, February 2023.