Sesuatu akan nampak begitu berharga saat sudah tidak dalam genggaman.
-Bintang Gemino-~••~
Diatas gemerlap lampu kota Jakarta yang indah Renika kembali meneteskan air mata. Akhirnya dirinya sampai di titik ini, saat yang tidak pernah terbayangkan akan berakhir secepat ini. Renika kira cintanya saja sudah cukup untuk membuat hubungannya dengan Mahendra bertahan tapi nyatanya tidak, tidak bisa jika hanya satu orang saja yang mencintai.
Sikap Mahendra tidak pernah bisa ditebak selama ini, kadang bisa terlihat begitu mencintainya tapi di lain waktu seolah tidak peduli sama sekali. Seperti kebanyakan orang yang ragu dengan hubungan mereka Renika sendiri juga sering meragukannya. Tapi saat melihat lelaki itu entah bagaimana perasaan ragu itu sirna, hilang tanpa jejak seolah tidak pernah mampir dalam benaknya.
Rosetta pernah bilang, ada waktu dimana kamu harus memilih pergi meski sebenarnya kamu tidak ingin atau bahkan tidak mampu karena pada akhirnya pilihan berat yang begitu menyakitkan akan membuat kita mendapatkan hal yang jauh lebih indah. Inilah keputusannya, mempercepat keberangkatannya menuju New York.
"Udah dibilang gak boleh nangis lagi."
Nathan menghapus air mata Renika perlahan dengan wajah yang terlihat sangat jengkel.
"Tapi kita belum sampai New York."
"Lo udah nangis dari berminggu-minggu yang lalu, apa gak capek? Gue yang lihat aja capek banget."
"Gue masih galau tau, kasih waktu dulu biar air matanya kering."
Nathan menghembuskan napasnya kesal kemudian bersandar pada kursi miliknya.
"Lo tau? Cinta pertama itu banyak yang gak berhasil."
"Iya tau, tapi tetep wort it buat ditangisin."
"Kalimat paling bego di abad ini."
"Na, kalau bukan buat dia izinin gue nangis buat diri gue sendiri, gue udah sangat jatuh ke dia jadi patut juga gue buat nangis dong? Nangisin perasaan ini, nangisin momen kita berdua, nangisin semua imajinasi gue yang gak pernah terwujud. Gue perlu sedih juga."
"Tapi ini kebanyakan, Rere. Too much."
"Gue janji New York is New life, jadi gak akan ada tangisan disana, trust me!"
"Just do it."
Setidaknya biarkan Renika menangis sampai puas sekarang karena setelahnya tidak boleh ada lagi tangisan, entah saat mereka tiba di New York atau setelahnya.
Sampai bertemu lagi Jakarta, semoga lekas membaik.
***
Gelap, hanya itu yang dapat Bintang temukan di ruangan ini, kamar Mahendra. Tadi saat baru tiba dari Bali dan melangkah ke dapur betapa terkejut dirinya mendapati keadaan dapur yang sudah seperti kemalingan. Piring pecah, gelas hancur, sendok dimana-mana, bumbu dapur acak-acakan. Sangat menggambarkan kefrustasian penghuninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ripple || Mark Lee (Completed)✓
Fanfic//Bagian Kedua Adinata Bersaudara// [Terima Kasih Telah Hadir] Semuanya memang terasa amat menyakitkan. Tapi mencintai memang tidak akan pernah mudah di lalui. "Biarin aku jatuh cinta semauku, Kak!" YanaClandestine, February 2023.