Jika tidak denganmu maka aku juga tidak akan bersama siapapun.
-Mahendra Vega-~••~
"Mending lo cepet balik, Bang Mahen gak akan kesini."
"Mahendra pasti kesini, gue yakin."
"C'mon Aruna, lo bisa lihat bahkan Langit Cafe udah hampir tutup!"
Alva sudah jengkel sekali melihat lagi-lagi gadis pembuat masalah ini duduk dihadapannya. Dirinya hanya ingin minum kopi dengan tenang sebelum kafe ini benar-benar tutup, tapi penampakan manusia menyebalkan ini membuatnya kembali naik darah.
"Kenapa sih kalian tuh kayak benci banget sama gue?"
"Harus banget gue jelasin? Gak penting."
Aruna tidak menjawab ucapan Alva namun gadis itu terus memandang Alvarendra dengan tatapan tak terbaca.
"Lagian kenapa sih lo masih ngejar-ngejar Bang Mahen? Segala buat berita bohong dan lainnya, mau lo itu apa sih sebenarnya, Aruna? Lo gak puas sama satu cowok aja, iya?"
"Lo gak ngerti apa-apa, Alva."
"Cih! Gue bukan gak ngerti apa-apa, gue cuma masih diem. Dan jangan pikir gerak-gerik lo selama ini gak bisa gue baca."
Aruna menatap sinis Alvarendra yang menatap tajam ke arahnya, Alva memang tidak pernah sungkan untuk mengatakan tidak suka pada sesuatu apalagi untuk keberadaan Aruna yang sangat mengganggu ketenangannya.
"Jangan lo pikir gue gak ngerti kalau lo dan keluarga lo deketin Bang Mahen cuma karena posisi dan harta. Cih! Lagi-lagi karena uang."
"Gue gak peduli pandangan lo tentang gue atau keluarga gue yang penting sekarang adalah Mahendra, dimana kalian sembunyiin dia?" Aruna sudah mencari keberadaan Mahendra seharian ini tapi tidak bisa dirinya temukan, bahkan ponsel lelaki itu tidak aktif sejak sore tadi.
"Well, gue bersyukur Bang Mahen gak muncul." Alva masih memandang remeh Aruna yang masih duduk tenang dihadapannya.
Tidak lama lonceng kecil di atas pintu masuk berbunyi, Bintang tiba dengan wajah kurang bersahabat disusul Rosetta di belakangnya. Langkahnya lurus menuju tempat Aruna duduk, nampak jelas lelaki itu sedang dalam keadaan marah besar terbukti dengan wajahnya yang merah padam.
"Jauh-jauh dari Abang gue, Runa!"
Seruan itu bahkan membuat beberapa karyawannya berjingkat kaget, mereka sedang beres-beres untuk tutup karena memang sudah tidak ada pengunjung lain kecuali Alvarendra yang memang biasa berdiam diri sampai mereka mengunci kafe dan Aruna yang sebenarnya tidak jelas kenapa masih berada disini.
"Lo baru dateng langsung nyentak gue, sopan santun lo dimana?"
"Gue gak perlu sopan ke orang yang udah bikin keluarga gue pontang-panting."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ripple || Mark Lee (Completed)✓
Fanfic//Bagian Kedua Adinata Bersaudara// [Terima Kasih Telah Hadir] Semuanya memang terasa amat menyakitkan. Tapi mencintai memang tidak akan pernah mudah di lalui. "Biarin aku jatuh cinta semauku, Kak!" YanaClandestine, February 2023.