Haiii! Jangan lupa vote sama komen ya! Makasih :))
Seneng banget kalo banyak yang komen, berasa kayak ada yang nungguin, jadi semangat nulisnya. Kalo gaada yang komen jadi males gitu haha..
Kalo udah 60 komen baru lanjut lagi. Okay?
..
"Istirahat dulu Ndra, dari tadi lo belum istirahat." kata Ardan pada Handra yang masih berkutat dengan layar komputernya.
"Bentar lagi Dan, nanggung." sahut Handra tanpa menoleh pada Ardan.
Ardan menoleh pada Pras dan Samuel. Mereka saling berpandangan dan mengangkat bahu. Ketiganya sudah hafal dengan sifat Handra. Pemuda itu akan benar-benar memforsir tubuh dan pikirannya untuk mengerjakan album barunya.
"Udah hampir jam 9 Ndra, lo gak makan dulu? Lo terakhir makan pas tadi sore loh.." kata Samuel.
"Nanti aja, gue mau selesaiin ini dulu." jawab Handra.
"Lanjutin nanti aja Ndra. Kita bantuin kok, mending kita ke kantin deh. Kita makan dulu." kata Samuel berusaha mengajak Handra untuk istirahat dulu.
Handra menghela nafas dan menoleh. Menatap ketiga temannya itu. "Lo bertiga makan aja, gue belom laper kok." sahutnya.
Ardan berdecak. "Lo dari sore belom makan Ndra, dari siang juga di sini terus. Break dulu lah, kita makan, santai-santai di kantin." ajaknya.
"Gue gak bisa, ya nanti deh gue nyusul." tolak Handra.
Ardan menggaruk kepalanya. Sampai besok Handra juga tidak akan menyusul ke kantin. Dia sangat hafal sifat pemuda itu, jika sudah fokus di studio pasti tidak akan beranjak sampai apa yang dia kerjakan selesai.
"Bentar aja Ndra, badan sama otak lo juga butuh istirahat.." kata Samuel.
Handra kembali menoleh pada komputernya. "Lo bertiga kalo mau ke kantin ya udah, tapi gue gak bisa. Gue harus selesaiin ini."
Samuel, Ardan dan Pras saling berpandangan. Mereka menghela nafas dan keluar dari dalam studio, mau dipaksa bagaimanapun Handra tidak akan beranjak dari kursinya jika memang bukan karena keinginannya sendiri.
Setelah kepergian ketiga temannya Handra langsung fokus pada pekerjaannya. Dia sedang mengedit beberapa lagu. Albumnya akan segera dirilis jadi segera mungkin dia harus menyelesaikan semua lagu yang akan ada di dalamnya.
Krieet!
"Kalo mau istirahat di sana aja. Gue mau ngerjain ini." kata Handra tanpa menoleh.
"Terus lo gak istirahat gitu? Kebiasaan."
Tangan Handra langsung berhenti mengeklik mouse. Pemuda itu memutar kursinya. Di depan pintu studio sudah ada Lili yang berdiri sambil berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Public Figure | END
RomanceFULL CHAPTER DI KARYAKARSA Handra yang ingin sat set sat set mendekati Lilian dan Lilian yang masih denial dengan perasaannya. Sama-sama seorang public figure membuat mereka mendapat berbagai macam reaksi dari netizen. Yang mendukung banyak, yang m...