38. Obrolan

879 147 68
                                    

Haiii! Jangan lupa vote sama komen ya! Makasih :))

Seneng banget kalo banyak yang komen, berasa kayak ada yang nungguin, jadi semangat nulisnya. Kalo gaada yang komen jadi males gitu haha..

Kalo udah 60 komen baru lanjut lagi. Okay?

.








.

"Salah gak sih kita dikit-dikit mulai go public?" tanya Lili mendongak menatap Handra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Salah gak sih kita dikit-dikit mulai go public?" tanya Lili mendongak menatap Handra.

Handra menghela nafas. Pemuda itu mengusap-usap punggung Lili. "Enggak, emang harus gini kan? Kita harus mulai jujur Li, seenggaknya orang di luar sana harus tau kalo kita udah punya seseorang."

Lili mengangguk. Dia menyamankan posisi kepalanya di dada Handra. "Tapi baca komen orang-orang bikin gue agak takut Ndra.." ucapnya jujur.

Handra memeluk pinggang Lili. "Gapapa, takut itu wajar. Apalagi nantinya mereka bakal anggep kalo kita ngehianatin mereka karena udah rahasiain soal hubungan kita."

Lili mengangguk. "Heem.."

"Gausah takut, apapun yang terjadi gue selalu sama lo. Kalaupun mereka ninggalin kita gak masalah, karena yang jalanin kehidupan ini ya kita. Fans gak selamanya sama kita, tapi pasangan bakal tetep ada apapun yang terjadi. So, apapun yang terjadi, gue bakal sama lo. Jadi apapun yang nanti terjadi, ayo kita jalanin bersama Li.." kata Handra menunduk menatap Lili.

Lili yang juga mendongak mengangguk. "Apapun yang terjadi. Ayo kita jalanin bersama."

Handra melepas pelukannya, dia sedikit memundurkan tubuhnya dan menatap wajah Lili. Mengusap wajah cantik istrinya itu lembut.

"Apapun yang nanti bakal terjadi gue gak akan pernah nyesel. Nikahin lo adalah keputusan terbaik yang gue pilih dalam hidup." kata Handra sambil mengusap-usap pipi Lili.

Mata Lili berkaca-kaca, dia mengangguk dan meraih tangan Handra. Mengecupnya pelan. "Nerima lo jadi suami gue juga keputusan terbaik yang gue ambil Ndra. Makasih karena udah milih gue. Gue cewek paling beruntung karena udah lo pilih buat jadi istri lo."

Handra mengecup sudut mata Lili bergantian. "Makasih ya Li, kehadiran lo bener-bener bawa perubahan besar dalam hidup gue.."

Lili mengangguk pelan. Dia kembali memeluk Handra dan menyembunyikan wajahnya di dada pemuda itu.

"Handra, gue boleh nanya gak?" tanya gadis itu.

"Boleh sayang, mau nanya apa?" sahut Handra sambil mengusap-usap rambut Lili.

Lili memainkan jarinya di dada Handra. Gadis itu mengiggit bibir bawahnya. "Emm, lo kan sering tampil di club ya.."

Handra mengangguk. "Hmm terus?"

"Kemaren waktu gue nonton lo nampil di club itu, gue juga denger cewek-cewek ngomongin soal lo. Mereka ngomongin hal-hal mesum.." kata Lili.

Handra mengangguk, masih setia mendengarkan perkataan Lili.

Public Figure | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang