32. Sakit 2

1.1K 152 66
                                    

Haiii! Jangan lupa vote sama komen ya! Makasih :))

Seneng banget kalo banyak yang komen, berasa kayak ada yang nungguin, jadi semangat nulisnya. Kalo gaada yang komen jadi males gitu haha..

Kalo udah 60 komen baru lanjut lagi. Okay?
.







.

"Ndra?" Lili menguncangkan lengan Handra pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ndra?" Lili menguncangkan lengan Handra pelan.

"Handra, bangun. Udah pagi, katanya mau ke  kantor ada meeting. Handraa.." Lili berusaha membangunkan Handra yang masih menutup matanya.

Handra mengernyit pelan. Pemuda itu membuka matanya. "Gue pusing Li, badan gue gak enak banget rasanya.."

Lili mengernyitkan keningnya. Dia langsung mengulurkan tangannya dan menyentuh kening Handra. "Panas Ndra, lo demam ini." ucapnya khawatir.

Handra menarik selimut sampai ke lehernya. "Tapi dingin Li.." ucapnya dengan mata yang kembali terpejam.

Lili membenarkan letak selimut Handra. "Pasti gara-gara kemarin lo ujan-ujanan deh, gak dengerin sih kalo dibilangin. Udah tau mendung mau ujan, malah nekat ke pasar gak bawa jas hujan.." kata Lili mengomeli Handra.

Kemarin Handra pergi ke pasar yang agak jauh dari rumah mereka. Dia nekat ke sana karena ingin mencari beberapa benih tanaman yang ingin Lili tanam. Pak Mir sedang pergi ke desa lain mengunjungi saudaranya yang sakit, jadi Handra yang pergi sendiri untuk mencari beberapa benih tanaman.

Padahal Lili sudah memberitahu Handra untuk membawa jas hujan karena cuaca sekarang memang tidak menentu. Apalagi saat Handra akan berangkat langit  memang sudah mendung, tapi Handra tidak menurut. Suaminya itu pergi dengan santai tanpa membawa jas hujan dan benar saja, saat pulang Handra basah kuyup.

"Pusing Liii.." kata Handra.

Lili menghela nafas. Dia naik ke atas ranjang dan memangku kepala Handra. "Lain kali kalo dibilangin tuh makanya dengerin." kata gadis itu sambil memijat kepala Handra.

Handra terlihat meringis pelan saat Lili mulai memijatnya. Kepalanya benar-benar terasa berat dan pusing.

"Gue bikinin sup ayam ya? Abis itu lo makan obat ya?" kata Lili.

Handra merintih pelan dan mengangguk.

Lili kemudian turun dari ranjang, dia membuka laci di nakasnya dan mengambil plester penurun panas.

"Pake ini dulu, biar panas lo cepet turun." kata Lili menempelkan plester itu di kening Handra.

"Iya.."

Lili menunduk dan mengecup pipi Handra. "Lo tidur aja lagi, nanti kalo udah jadi supnya gue bangunin."

"Heem.." sahut Handra pelan.

Lili pun berjalan menuju ke arah pintu untuk pergi ke dapur membuatkan Handra sup ayam. Itu resep dari mamanya, sup ayam sangat bagus dikonsumsi saat demam karena bisa membantu mengatasi demam.

Public Figure | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang