Suara yang sangat terdengar ricuh itu bisa saja mengundang para guru untuk melihat apa yang tengah terjadi. Tapi pelaku yang membuat kericuhan tersebut nampak acuh-- dengan wajah angkuhnya, dan terus saja menuangkan minuman yang berada di tangannya untuk dia tumpahkan ke kepala seorang gadis yang sekarang ini tengah terduduk lemas di lantai keramik yang dingin.
Dari yang telah dijabarkan, sudah pasti kericuhan itu terjadi karena adanya tindakan pembullyan yang dilakukan oleh seseorang yang pastinya memiliki derajat lebih tinggi atau berpengaruh di sekolah tersebut. Di mana yang menjadi objek pembullyan adalah seorang siswa/siswi yang memiliki derajat rendah, bahasa kasarnya miskin!
Ragendra, Pria berwajah tampan yang baru saja menuangkan jus jeruk ke kepala sang siswi tertawa dengan kerasnya. Dia tersenyum dengan bangganya, menunjukkan ke semua orang bahwa dialah yang berkuasa atas segalanya. Baik dalam materi ataupun fisik, dia sang juaranya. Tidak ada yang bisa mengalahkannya dalam segi apapun. Sikap angkuh itunya lah yang membuat pria itu suka menindas kaum bawah yang menurutnya menganggu penglihatannya.
Dalam kamus hidupnya, dia membenci atau jijik melihat kaum rendahan yang menurutnya sangat tidak pantas untuk bersekolah di tempatnya. Ya, sekolahan yang Ragendra gunakan untuk menimba ilmu adalah miliknya. Sekolahan ini adalah hadiah dari sang kakek pada saat dirinya berumur 16 tahun, meski dirinya belum menguasai sekolahan ini secara keseluruhan karena masih dipegang oleh Ayahnya. Ragendra sudah menjadi pewaris utama dari sekolahan ini. Jadi, bagaimana nggak makin berkuasa hidupnya.
Masih dengan tatapan jijiknya dia memperhatikan siswi tersebut yang masih saja diam, tidak ada mengeluarkan sepatah pun kata akan aksi yang dia lakukan kepadanya.
Ragendra beringsut mundur, ketika gadis yang dia bully itu tiba-tiba bangkit tanpa sepatah katapun. Kedua matanya bahkan terlihat tenang, seperti menganggap apa yang di lakukan oleh pria itu tidak ada apa-apanya.
Semua murid yang menyaksikan hal tersebut bahkan sampai terheran-heran akan tanggapan gadis tersebut yang masih dengan santainya menepuk-nepuk pakaian serta rok seragamnya yang basah.
Kesal lantaran perbuatannya ini hanya di anggap angin lalu oleh siswi tersebut, Ragendra dengan kasar menarik seragam gadis itu yang hendak beranjak dari sana seperti tidak ada beban...
BRUK!
Lalu melemparkan tubuh kurus itu ke dinding yang ada di sana. Napasnya memburu ketika mendapati gadis tersebut yang sedikit tersenyum tipis ke arahnya. Terlihat seperti mengejek dirinya. Apa-apaan ini?!
"Lo nggak tau gue siapa hah?!" Ujarnya dengan keras. Dia mengucapkan kata itu tepat di hadapan wajah gadis yang belum diketahui namanya siapa hingga menyebabkan yang di bully itu memejamkan matanya.
Omong-omong, siswi yang dia bully sekarang ini katanya merupakan murid baru yang dengan sok hebatnya melawan temannya Ragendra yang saat itu tengah membully murid lain. Temannya bilang jika gadis ini begitu berani menampar pipinya hingga menimbulkan sedikit memar di sana.
Karena hal itu lah Ragendra bergerak untuk membalas tindakan yang telah dia lakukan kepada temannya. Setelah mencari tahu tentang murid baru itu, ternyata dia hanyalah seorang murid biasa yang bisa masuk ke sekolahan ini karena beasiswa. Cih! Berani sekali murid miskin dan rendahan kayak dia melakukan hal seperti itu kepada temannya.
"Nggak." Balas siswi itu santai, dia menatap malas ke arah Garendra. Sebelum melanjutkan...
"Karena lo nggak terlalu penting buat gue ketahui!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LALALALISA
RandomKumpulan cerita oneshoot Lalisa Manoban/L and boys -LALALALISA-