-
-
-Lalisa Manoban as Vania
Jeonghan as Fadli-
-
-HARI ini merupakan hari yang teramat sial bagi seorang Fadli.
Semua orderan yang sempat masuk ke dalam akun ojeknya tiba-tiba di cancel entah tahu alasannya karena apa. Di terik panas matahari yang menyengat ini, dia mendengus kesal dan selalu seperti itu ketika kesialan selalu saja datang menimpanya. Motornya yang tiba-tiba mogok lah, salah alamat hingga menyasar ke kuburan tua lah, di marahi emak-emak karena laju jalannya yang terlalu pelan lah-- tapi akan di pukul jika dia menaikkan sedikit kecepatan, dan masih banyak kesialan lain yang tidak bisa dia jelaskan satu-satu.
Dan sekarang, dia semakin dibuat sial ketika mendapatkan sebuah orderan go-food yang harus membuatnya mengantarkan banyak makanan yang berakhir jatuh semua karena hampir menabrak kucing yang sedang kawin di tengah jalan. Buset dah :)
Semakin merocoslah mulutnya itu, mengeluarkan segala umpatan kotornya yang diperuntukkan untuk kucing penyebab semua kesialan ini, meski yang diberikan umpatan terlihat tidak mengerti dan bahkan melanjutkan aktivitas kawinnya.
Fadli memukul kepalanya yang terlindungi helm, dalam keadaannya yang masih terduduk lemas di aspal dia menatap nanar semua makanan yang telah tumpah ruah tidak bersisa. Matilah dia! Bisa-bisa auto bintang satu ini mah.
Untungnya jalanan tempat dia jatuh sekarang itu sepi, atau lebih tepatnya jalanan itu hanyalah sebuah jalanan komplek perumahan elit yang sudah terjamin pasti akan kesepiannya. Baguslah, jadi dia tidak harus menahan malu jika banyak orang yang melihatnya jatuh.
Dengan lemas dia bangkit, lalu memungut semua kotak makanan itu dengan raut wajah masam yang kentara. Dia itu sudah cape banget tau nggak sih! Semua kesialan yang dia dapat hari ini tuh membuatnya benar-benar malas untuk melakukan apa-apa. Terlebih setelah kejadian yang baru saja menimpanya. Aish! Rasanya dia ingin mencari botol jin saja agar cepat kaya.
Semua makanan yang telah dia beli ini harganya pada mahal, dan karena kesialan yang baru saja menimpanya... Mungkin nanti dia tidak akan mendapatkan bayaran dari sang pemesan. Atau lebih parahnya, dia yang harus menanggung semuanya. Huhuhu, habis sudah semua uang yang ada di dalam dompetnya. Udah kering, malah tambah kering aja tuh dompet usang.
Setelah memungut semua makanan yang masih bisa untuk di selamatkan, dia melangkah menuju ke motornya yang masih tergeletak mencium sebuah pohon kokoh di sana. Romantis sekali~
Dengan hentakan kasar, dia menarik motor tersebut... Kemudian meletakkan beberapa kotak yang alhamdulillah-nya masih bisa di selamatkan dan tidak tumpah seperti yang lain. Setidaknya dia tidak harus mengganti semuanya meski ulasan bintang lima harus dia relakan.
Melihat handphonenya, dia memperhatikan dengan teliti titik si pemesan makanan yang ternyata jaraknya sudah cukup dekat dari posisinya. Maka dari itu Fadli menaiki motornya dan melaju dengan pelan ke arah tujuan. Takut-takut jika nanti ada anjing pula yang kawin di tengah jalan :)
Bisa makin stress dia kalau memang ada.
Setibanya dia di tujuan, Fadli pun langsung mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Ternyata titik kordinat nya si pemesan itu berada di area taman perumahan.