18. Lalalalisa || Choi Seungcheol

2.2K 191 22
                                    

.
.
.

Lalisa Manoban as Devara
Choi Seungcheol as Zivano

.
.
.

SEKENCANG mungkin Devara berlari dari segerombolan para bodyguard yang tanpa henti mengejarnya sedaritadi. Sekilas dia melirik ke belakang-- guna memastikan apakah segerombolan pria tadi masih mengejarnya ataukah tidak. Devara kemudian menghentikan langkahnya-- ketika merasa telah berhasil kabur dari kejaran mereka, lalu sedikit membungkukkan tubuhnya-- menumpu telapak tangannya di depan lutut. Dengan kasar dia menarik napasnya.

"Anjinglah! Nasib beruntung gue masih bisa kabur..." Gumamnya pelan, lalu mengelap tetesan keringat yang telah membasahi keseluruhan kening dan pelipisnya. Gadis itu sebelumnya tahan kabur dari sekolahannya demi untuk tidak bertemu dengan sekumpulan bodyguard milik ayahnya yang senantiasa mengawasinya agar tidak pergi ke mana-mana. Tapi sial! Rencananya berhasil diketahui oleh mereka semua yang berakhir dirinya berlari hingga hampir kehilangan napas.

"Alamak, kaki gue mau copot rasanyaaa..." Gadis dengan name tag yang bernama Devara Khalistiana itu langsung mendudukkan tubuhnya dibawah pohon rindang-- kebetulan sekali dirinya berhenti tepat di sebuah taman kota yang terlihat sepi pengunjung. Jadi dia dapat memanfaatkan tempat yang ada dengan menyelonjorkan tubuhnya-- menyenderkan kepalanya di badan pohon dengan tarikan napas yang masih tersengal-sengal.

Matanya yang bulat itu terus saja memperhatikan sekitaran taman-- guna berjaga-jaga jika nanti ada bodyguard yang menemukannya, dia dapat langsung berlari dengan kecepatan maksimal.

Salah satu tangannya kemudian terangkat, lalu mengayunkannya kehadapan wajah agar dapat mengipasi kulitnya yang terasa terbakar karena cahaya matahari. Sinarnya terasa begitu terik hari ini-- bagaikan di dalam sebuah oven dengan kepanasan maksimal 360 derajat, dan untungnya Devara menggunakan sunscreen ke seluruh bagian tubuh kecilnya, jadi kulitnya akan tetap aman meski berada dalam jangkauan matahari cukup lama.

"Ck," Decaknya malas ketika merasakaan getaran pada saku rok seragam miliknya. Meski enggan, gadis cantik itu tetap mengambil handphonenya guna melihat siapa yang menelponnya.

"Hem, apa?"

"LO SEKARANG ADA DI MANA, ANJING?!!"

Devara refleks menjauhkan handphonenya ketika suara menggelegar milik temannya langsung mengudara ke dalam telinganya. Gadis itu mendesis, merasa kesal karena pekikan temannya tersebut yang menyebabkan telinganya berdengung. Sakit sekali.

"Bangsat, jangan teriak juga babi!!" Umpatnya tajam.

Terdengar helaan napas di seberang sana.

"Lo ada di mana sekarang? Kenapa pulang nggak ngomong sama gue?"

Devara menegakkan tubuhnya yang sempat menyender di badan pohon.

"Lagi di planet lain, mau nyamar jadi alien."

"Devara..."

Devara terkekeh ketika mendengar geraman tertahan dari temannya yang bernama Dinanti itu.

"Gue lagi ada di taman tengah kota..." Balasnya jujur. Lalu memperhatikan sekumpulan kukunya yang telah diwarnai dengan warna kuning. Helaan napasnya lalu terdengar.

"Gue capek tau din dibuntutin terus sama bodyguard-bodyguard sialan milik bokap gue yang udah peyot itu!" Devara kemudian menceritakan segala keluh kesahnya kepada Dinanti. "Maka dari itu gue tadi milih buat kabur duluan sebelum bel bunyi biar bisa menghindar dari mereka. Tapi sialnya mereka tahu dan berakhir gue dikejar-kejar. Tapi untungnya sih gue masih bisa kabur heheehee~"

LALALALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang